Dalam dinginnya malam, jiwa ini mengantarkan aku ke masa lalu,
Tempat dimana aku belum mengerti soal tanggung jawab. Dan situlah aku di ajarkan oleh kedua orang tuaku.
Pikiran tidak pernah menentu, kadang senang, kadang sedih,
Seakan alam semesta tidak berhenti membuatku jatuh dan gagal berkali-kali.
Terimakasih cinta pertamaku.
Telah menjagaku hingga detik ini.
Terimakasih cinta pertamaku.
Telah sabar menghadapi anakmu yang nakal ini.
Terimakasih cinta pertamaku.
Masih mampu memberikan senyum manismu dengan suasana yang tidak baik-baik saja .
Terimakasih cinta pertamaku.
Telah menjadi sumber semangatku.
Terimakasih cinta pertamaku.
Selalu memberikan senyuman termanis yang aku lihat ketika pertama kali bernapas di dunia ini.
Terimakasih cinta pertamaku.
Masih tetap sabar, menunggu anakmu ini, padahal sesungguhnya keadaan tidak semudah ketika kau senyum.
Dan senyuman mu membuat hidup ku menjadi yang terbaik, terima kasih cinta pertama ku.
Aku sangat merindukan mu dan aku sangat menyangi mu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H