Pola asuh yang diterapkan oleh orangtua dapat memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Terdapat beberapa permasalahan dalam pola asuh yang dapat berdampak negatif pada anak. Berikut adalah beberapa contohnya
1. Pola Asuh Permisif: orangtua yang memberikan kebebasan yang berlebihan kepada anak tanpa pengawasan D. Orangtua dengan pola asuh ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak ketika melakukan kesalahan. Dampaknya anak cenderung tidak mampu mengendalikan perilakunya, memiliki harga diri rendah, dan terasing dari keluarga.
2. Pola Asuh Authoritarian: orangtua yang memiliki kekuasaan yang tinggi dan menerapkan aturan yang kaku serta tegas. Orangtua dengan pola asuh ini cenderung tidak mendengarkan pendapat dan keinginan anak. Dampaknya anak menjadi kurang terbiasa dalam membuat keputusan sendiri, takut mengungkapkan pendapatnya, dan berdampak pada emosi anak.
3. Pola Asuh Tidak Terlibat: orangtua yang tidak aktif dalam kehidupan anak. Orangtua cenderung tidak memberikan perhatian, bimbingan, dan kasih sayang yang cukup kepada anak. Dampak dari pola asuh ini adalah anak dapat mengalami kurangnya perhatian, kurang belajar, dan kurang peduli terhadap hasil belajar yang dicapai.
4. Pola Asuh Authoritative: orangtua yang memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten, serta mendorong adanya diskusi dengan anak. Orangtua tidak menggunakan kekerasan. Dampak dari pola asuh ini adalah anak memiliki keterampilan sosial yang baik, terampil menyelesaikan permasalahan, mudah bekerjasama,percaya diri, dan lebih kreatif.
Setiap anak adalah unik, dan dampak pola asuh dapat bervariasi. Orangtua perlu memahami pentingnya memilih pola asuh yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Pola asuh yang positif dan mendukung dapat membantu peserta didik tumbuh dan berkembang secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H