Lihat ke Halaman Asli

Mari Tegur Mario Teguh

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

(fenomena ghost writer di dunia maya episode 2)

"Wanita yang pantas untuk teman pesta, clubbing, begadang sampai pagi, chitcat yang snob, merokok dan kadang mabuk, tidak mungkin direncanakan jadi istri."

Postingan kalimat itulah yang kemudian menjadi bola panas, mendapat komentar panas, dan membuat kuping beberapa aktifis perempuan ikut panas, hingga berujung pada penutupan account Twitter sang Motivator Mario Teguh yang konon di posting oleh "ghost writer'' nya. Hm...:)

"Twitt itu diposting oleh moderator saya......" ungkap Mario Teguh, di acara Metro Pagi, 23 Februari 2010. Selanjutnya, buru-buru beliau menambahkan, bahwa semua postingan di twitter tersebut merupakan hasil buah pikirannya dan untuk segala hal yang ditimbulkan akan menjadi tanggung jawab dirinya. Tentu kita sepakat dengan pernyataan Mario Teguh diatas, dan sudah menjadi konsekuensi logis bagi sang pemilik account untuk bertanggung jawab atas semua postingan di account yang bersangkutan. Baik itu hasil pemikiran sang editor,  ghost writer atau pemikiran sang Master.

Bagaimana para netter bisa mengetahui itu postingan Ghost Writer atau Master nya? Tidak ada yang bisa mengidentifikasi kecuali yang bersangkutan. Seperti dalam tulisan ‘fenomena ghost writer di dunia maya' terdahulu, disebutkan, kerjasama antara sang Master dengan Ghost Writer bak simbiosis mutualisme ketika tidak ada masalah. Namun begitu timbul masalah maka urusan pun menjadi panjang. Pertama akan terkuak adanya konspirasi (seberapapun kecilnya), yang mengarah pada kebohongan publik. Masyarakat atau para Netter akan menyadari bahwa sangat mungkin yang membalas komentar atau bahkan tulisan yang di posting dengan account yang bersangkutan bukanlah hasil tulisan sang pemilik account seperti yang diyakini selama ini. Yang ke dua, jika tulisan tersebut menyinggung pihak-pihak tertentu dan dibawa ke ranah hukum, tentu akan timbul masalah yang lebih rumit lagi. Sangat dimungkinkan akan terjadi saling tuding dan lempar tanggung jawab antara Master dengan Ghost Writernya, sebagai reaksi mekanisme pertahananan diri yang sangat manusiawi. Beruntung, dalam kasus ini, Mario langsung mengambil alih tanggung jawab atas postingan kata ‘bijak' yang menimbulkan ‘huru-hara' di dunia maya tersebut. Sehingga tidak menimbulkan polemik baru, apakah sang Motivator mempunyai ‘ghost motivator' untuk memberikan kata-kata bijaknya kepada para netter yang menjadi follower ....:).

Bagi sosok sekaliber Mario Teguh, tentu lumrah jika beliau mempunyai tim redaksional. Aktifitas ‘manggung' yang begitu padat, sangat bisa dipahami jika beliau membutuhkan dukungan tim yang kuat untuk menjalankan dan menyukseskan ‘pencerahan-pencerahan' yang dilakukannya bagi khalayak. Untuk membalas twitt para follower, dan memosting ‘kata-kata bijak' di beberapa situs jejaring sosial, belum lagi ngurusin sms premiumnya, akan sangat sulit jika semua itu dilakukannya sendiri. "Yang pegang password account saya banyak.." tutur Mario. Ditambahkan, dirinya mengaku memerlukan editor guna meringkas tulisan yang harus di posting di account situs-situs jejaring sosial miliknya baik itu di twitter atau facebook. Seberapapun prematurnya kasus sang Master dengan Ghost Writer diatas, tentu ini bak puncak gunung es di lautan luas yang harus kita waspadai.

Ditinjau dari segi content, postingan Mario Teguh di awal paragraf tersebut normatif saja, menuai pro-kontra itu hal yang wajar. Menjadi kurang simpati, ketika sang Motivator memutuskan untuk menutup accountnya di twitter tempat dimana beliau memosting kata ‘bijak' nya. Mario berkilah, hal itu untuk meredam komentar-komentar yang tidak santun sehingga bisa menimbulkan fitnah. Sangat disayangkan, sebagai motivator andal sebetulnya tidak perlu resah dan menutup diri terhadap pro-kontra yang timbul. Setiap pekerjaan (seberapapun kecilnya) pasti memiliki resiko. Kata orang bijak, teguran meskipun menyakitkan akan membuat kita semakin menjadi manusia super. Akan lebih mulia jika sang Motivator mau menjadikan komentar dan teguran yang dinilainya kurang santun tersebut sebagai motivator untuk melatih kesabaran. Apalagi jika mampu memotivasi para netter untuk bertutur dan berkomentar santun, pasti semakin diakui sebagai motivator super. Mari Tegur Mario Teguh dan menjadi motivator bagi beliau sehingga menjadi manusia super, dan bisa menjadikan masyarakat netter menjadi lebih super...:)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline