Lihat ke Halaman Asli

Teori Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson

Diperbarui: 6 November 2024   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson menjadi salah satu
sumbangsih penting bagi dunia pendidikan, termasuk pendidikan agama
Kristen. Delapan tahapan yang diutarakan oleh Erikson dapat dipastikan
dilalui oleh setiap individu dalam perkembangan kehidupannya, meskipun
tidak semua dapat melaluinya dengan sempurna. Sumbangsih teori ini bagi
pendidikan agama Kristen menjadi pertimbangan penting, meskipun bukan
satu-satunya teori perkembangan yang mesti dijadikan pertimbangan dalam
penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan agama Kristen. Dalam
artikel ini akan dijelaskan delapan tahapan perkembangan psikososial, tinjauan
dan relevansinya bagi pendidikan agama Kristen yang ada di sekolah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kepustakaan (library research) yang di mana dilakukan pengumpulan data pustaka dengan membaca
dan mengolah bahan menjadi sebuah penelitian. Hasil dan kesimpulannya,
keberhasilan di tahap awal mempengaruhi peluang keberhasilan di tahap
berikutnya. Dalam hal ini, peserta didik sendirilah yang mengembangkan
keseimbangan tahapan demi tahapan. Dengan kata lain, hasil dari setiap
tahapan mempengaruhi peluang hasil positif di tahapan berikutnya.

Perkembangan merupakan perubahan yang
dapat dikatakan teratur, tersistemtis serta
teroganisir dengan tujuan tertentu.
Perkembangan memiliki ciri yang dapat
diklasifikasikan yaitu: berkesinambungan,
kumulatif, bergerak ke arah yang dapat
dikatakan kompleks dan holistik. Tolok ukur
bagi kita dalam melihat adanya perkembangan
seseorang adalah pada aspek kemampuan yang
dimiliki sesuai dengan tahap perkembangannya
(Hidayati, 2017)
Perkembangan psikososial dari seseorang
dapat ditinjau dari perspektif atau sudut
pandang dari psikologi (Ahyani & Astuti,
2018). Perkembangan dari masa anak-anak
merupakan hal yang menarik untuk diteliti.
Hubungan antara anak dengan keluarga, teman
dan juga kehidupannya di sekolah (lingkungan)
mempengaruhi perkembangan psikososial dari
seorang anak (Hammer et al., 2016).
Perkembangan sosial dari seorang anak akan
meningkat karena ditandai dengan adanya
perubahan pengetahuan serta pemahaman
mereka tentang kebutuhan dan peraturanperaturan yang berlaku (Sita Dewi & Yulaika,
2019)
Sangatlah penting bagi setiap manusia
supaya dapat mengetahui bagaimana
perkembangan psikososial dari anak terutama
di era revolusi industri 4.0 yang memiliki
tantangan yang berbeda dengan konteks
kehidupan yang lalu. Teori Psikososial dari
Erik Erikson menjadi bekal untuk
mengoptimaklkan skill dari orang tua dan juga
para guru untuk memahami dan dan mengerti
untuk mendidik anak menuju taraf kedewasaan
yang optimal dan cemerlang. Erik Erikson
beranggapan bahwa sepanjang sejarah hidup
manusia, setiap individu mengalami tahapan
perkembangan dari bayi sampai dengan usia
lanjut yang dinarasikan dalam teorinya yang
terkenal yaitu teori psikososial.
Selain itu, Erik Erikson lebih melihat
bahwa perkembangan manusia yang terjadi
tidak dapat dilepaskan dari stimulus sosial yang
dialaminya (Sudirjo & Alif, 2018). Stimulus
sosial merupakan penggerak dinamik dalam
kepribadian seseorang. Penekanan Erikson
pada stimulus sosial ini membedakannya dari
tokoh psikoanalis lainnya (Mawarni
Purnamasari & Na'imah, 2020). Selain krisis
psikososial yang dialami, Erikson juga
menggambarkan perkembangan radius
hubungan sosial yang mendasari krisis tersebut,
beserta elemen dan modalitas sosial dari
masing-masing tugas perkembangan (Maree,
2020).
Perkembangan setiap orang sepanjang
hayat tersebut diperhadapkan dengan delapan
tahapan yang masing-masing tahapan itu
memiliki rintangannya untuk membentuk
karakter setiap individu menjadi positif atau
sebaliknya yang mendominasi pertumbuhan
seseorang ("Pers. Healthc. Res.," 2017).
Erikson menyebut setiap tahapan tersebut
sebagai krisis atau konflik yang mempunyai
sifat sosial dan psikologis yang sangat
berdampak bagi kelangsungan perkembangan
setiap individu di masa yang akan mendatang
(Barzoki et al., 2015). Maka pengetahuan
tentang psikososial anak akan membantu para
orang tua bahkan pun guru yang ada disekolah
dalam menghadapi tantangan saat mendidik
anak-anak atau siswa supaya dapat mengoptimalkan proses perkembangan yang
akan dialami anak dengan cara yang
bersesuaian dengan yang
dikehendaki/diinginkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline