Rabu, 25 April, 2012. Sejak pagi para penari Devdan Show sudah siap dengan kostum dan riasan mereka. Bukan kebiasaan untuk pentas di pagi hari, tapi demikianlah kewajiban yang harus mereka emban. Hari ini rombongan Miss World dan Miss Indonesia akan mengunjungi Bali Nusa Dua Theatre (BNDT) dan dijadwalkan untuk menyaksikan 15 menit cuplikan dari pertunjukan mahaindah tersebut pada pukul 09.30 pagi WITA. General Manager Bali Nusa Dua Theatre, Bapak Stephen R. Lomax kelihatan cemas saat mengetahui rombongan masih tertahan di kantor Gubernur Bali, dan acara molor hingga beberapa jam. "Habis ini mau makan siang dulu, terus ganti baju, touch up-touch up dikit, langsung berangkat ke BNDT," begitu ujar si organizer acara yang merupakan anak buah salah satu grup media nasional. Pak Stephen, tidak bisa menyembunyikan kejengkelannya. Jelas saja. Para pendukung pertunjukan dari pemain hingga awak panggung nanti malam masih harus menjalani pementasan rutin mereka. Tapi apa mau dikata? Antara birokrasi, mentalitas pesohor yang datang justru bukan dari pesohornya sendiri tapi dari orang-orang di sekelilingnya, dan jalanan macet. Semua hanya bisa menunggu. Akhirnya pada pukul 13.30 WITA, tiba juga rombongan yang terdiri dari Miss World, Ivian Sarcos; Miss Indonesia, Astrid Elena; Ibu Liliana Tanoesoedibjo, selaku ketua yayasan Miss Indonesia; Julia Morley selaku ketua yayasan Miss World; dan belasan awak media. Ivian terlihat bak boneka Barbie berkulit kecoklatan, sesekali menebarkan senyuman sekalipun wajahnya terlihat sedikit lelah. Astrid Elena tampil 'bening' dengan balutan busana batik yang simpel. Tidak banyak waktu untuk berbasa-basi. Saya langsung paham bahwa sederet pertanyaan yang sudah siapkan untuk kedua "putri" ini bakalan mubazir. Materi untuk menulis artikel khusus ini untuk sebuah newsletter yang saya kelola tampaknya harus saya dapatkan dengan cara lain. Baiklah, tak mengapa. Saya pun mengikuti rombongan yang digiring Pak Stephen memasuki teater. Pak Stephen memberikan deskripsi singkat mengenai Devdan Show. Pertunjukan tari kontemporer yang dikolaborasikan dengan gerakan-gerakan balet dan akrobat ini sesungguhnya terdiri dari lima babak: Bali, Sumatra, Jawa, Borneo dan Papua. Karena rombongan tidak punya banyak waktu, yang akan dipertontonkan adalah sebagian dari Babak Sumatra dan 'highlight' dari Babak Borneo. Lampu dimatikan dan panggung dengan tatacahaya luar biasa langsung menghentak dengan tetabuhan musik khas Sumatra. Tampak sekelompok penjual dan pembeli di pasar riuh rendah dalam gerakan yang dinamis dan kaya. Tampaknya dalam babak ini yang ingin ditonjolkan adalah budaya kebersamaan dan religiusitas masyarakat di Sumatra. Babak Borneo sungguh sangat eksotis dan seksi. Kalau menurut saya, inilah bagian paling dahsyat dari pertunjukan Devdan ini. Seorang penari pria tampan bertubuh atletis dan seorang penari wanita yang mungil dan cantik membuat seluruh penonton terpesona. Tak terkecuali rombongan miss-missan tadi. Tubuh mereka terangkat tinggi seakan melayang di udara diiringi alunan musik yang lembut merayu. Sekilas adegan itu mengingatkan saya pada Tarzan dan Jane yang bergelantungan dengan penuh cinta pada dahan dan akar-akar pohon di belantara yang luas. Indah. Segala rasa sebal dan lelah karena waktu yang terbuang menunggu seakan sirap. Pertunjukan selesai. Pujian demi pujian terlontar. Sayang ya cuma nonton 15 menit, nggak sabar rasanya ingin kembali dan melihat secara utuh. Begitu ujar Bu Julia. Miss World sendiri tidak terlalu banyak bicara. Mungkin karena bahasa Inggrisnya kurang lancar. Tapi yang jelas, wajahnya tampak sumringah saat berfoto untuk wartawan dan dikelilingi para penari Devdan. Begitu rombongan berlalu, Pak Stephen menghampiri saya. "Nanti saya email ya informasi yang saya tahu, biar kamu bisa menuliskan artikelnya. Foto-fotonya juga," katanya. Siap! Tentu saja ini bukan artikel yang dimaksud. Fotonya saja amatiran pakai BlackBerry. Ini hanyalah 'side story' saja. Apabila Anda tertarik mengenai pertunjukan Devdan, silakan kunjungi http://www.devdanshow.com/. Bisa juga di-Like pagenya Devdan Show, atau follow twitter-nya @devdanshowbali. Sejujurnya saya katakan, foto-foto dan poster promonya tidak seindah pertunjukan aslinya. Salam sejahtera!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H