Lihat ke Halaman Asli

Festival Ludruk Pecahkan Keramaian MOG

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1428803467197874962



Dalam rangka memperingati HUT Kota Malang yang ke-101, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Malang “FK Metra Bagra” menggelar sebuah festival pertunjukan rakyat antar kecamatan se-Kota Malang yang bertempat di Mall Olimpic Garden. Menurut agenda, acara ini akan berlangsung selama 3 hari sejak kemarin sore (9/4) dan berakhir dengan acara puncak yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu mendatang .

Petang kemarin sekitar pukul 19.00 WIB, dua orang pembawa acara telah membuka acara tersebut dengan sapaan mereka. Sedangkan para peserta tengah bersiap diri dan properti untuk menunjukkan aksinya di atas panggung . tak lupa juga para penonton dari kalangan muda hingga sepuh pun ikut berpartisipasi untuk menyaksikan acara ini .

Pada Kamis malam kemarin , ada dua peserta festival ludruk yang mewakili Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Sukun. Dimana peserta dari Kecamatan Lowokwaru tampil lebih dahulu kemudian disusul oleh peserta Kecamatan Sukun di penampilan kedua . penampilan pertama disuguhkan oleh sebuah paguyuban warga Kecamatan Lowokwaru , mereka terdiri dari  5 orang pemain ludruk dan 6 orang pemain musik .

Kemudian penampilan peserta kedua ini datang dari sebuah sanggar  yang bernama SARDULO DJOJO dengan pimpinan  Bapak Bambang Supriadi selaku pemilik sanggar di Kecamatan Sukun. Sardulo Djojo adalah sebuah sanggar yang sudah lama terbentuk dengan anggotanya yang dominan remaja dan pemuda dari RW 03 Keluran Sukun, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Pada festival ludruk kali ini, mereka mengangkat sebuah kisah dari  Kerajaan yang dulunya berada di antara Sungai Brantas dan Sungai Metro . Kerajaan  tersebut adalah Kerajaan Kanjuruhan. Singkat cerita, Kerajaan Kanjuruhan adalah kerajaan yang sangat tentram , dan dipimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana . hal tersebut menjadikan masyarakat merasa aman dan sejahtera tinggal di sekitar kerajaan Kanjuruhan. Namun, karena ulah dari segerombol penjahat yang mengadu domba Kerajaan Kanjuruhan, maka Kerajaan tengah berada dalam situasi yang genting. Tidak tinggal diam, sang patih Kerajaan Kanjuruhan yang bernama Senopati , sesosok yang gagah dan pemberani itu beserta dengan anak buahnya menantang dan berperang melawan segerombol penjahat yang berusaha menghancurkan Kerajaan Kanjuruhan. Karena keberaniannya, kini Kerajaan Kanjuruhan menjadi aman dan sejahtera kembali.

Cerita legenda ini mampu mereka kemas menjadi sebuah pertunjukan ludruk yang mampu mengundang tawa para penonton. Selain itu, dalam penampilan mereka tersebut mampu menyampaikan nilai moral yang tersirat pada legenda Kerajaan Kanjuruhan . sebagai generasi  penerus bangsa , kita hendak mencontoh sosok Senopati yang rela berperang demi menjaga keutuhan Kerajaan dan masyarakat  sekitar kerajaan.

Menurut Bapak Bambang Supriadi, Festival ludruk kini sudah jarang digelar, karena perlahan-lahan tergusur oleh adanya modernisasi, sehingga budaya dan seni tradisional tidak banyak diminati oleh generasi muda. Dengan adanya festival ini, secara tidak langsung menjadi salah satu upaya untuk menunjukkan eksistensi seni tradisional di Kota Malang. Penonton tidak hanya terhibur tapi juga dapat berpartisipasi untuk melestarikan budaya. Agar istilahnya, ya jadi orang Jawa sing njawani lah.

Setelah  penampilan dengan durasi masing masing peserta selama 60 menit , acara kemarin ditutup dengan moment foto bareng. Pembawa acara dan para tamu undangan acara inipun tidak ingin ketinggalan untuk foto bareng dengan pemain ludruk yang masih lengkap memakai kostum beserta pedangnya.

saya senang bisa memerankan sosok senopati, tapi kesulitannya ya karena dituntut untuk mengurangi senyum . perasaan saya setelah tampil tadi sih yang pastinya senang dan lega sekali soalnya banyak yang bilang kalau penampilannya sangat bagus . buat harapannya nggak banyak , apapun hasilnya yang penting tidak membuat teman teman dan pendukung kecewa, kalau memang jadi juara ya berarti bonus .” ungkap Bayu , pemeran tokoh Senopati.

saya apalagi , harus benar benar menghayati menjadi penjahat . senyumnya harus senyum sinis, lalu tertawanya juga tertawa orang jahat . yah tapi yang penting penonton bisa terhibur disitu saya juga senang” ungkap Novan, pemeran tokoh penjahat .

Dengan selesainya penampilan peserta festival ludruk yang kedua tersebut, acara malam itupun selesai dan akan dilanjutkan keesokkan harinya hingga acara puncak pada hari Sabtu Malam (11/4) di tempat yang sama yaitu Mall Olimpic Garden lantai 3, Kota Malang .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline