Tahun 2020 dapat dikatakan sebagi tahun bersejarah yang memiliki fenomena wabah penyakit yang berimbas pada banyak negara. Bagimana tidak, sejak maraknya virus Corona yang terjadi pada bulan Maret hingga saat ini, memaksa setiap orang harus menyesuaikan pola hidup baru untuk menekan angka penyebaran virus ini.
Dampak yang ditimbulkan khususnya pada bidang perekonomian dan pendidikan merupakan hal yang paling terasa di kalangan masyarakat. Beberapa negara telah melakukan upaya yang dihimbaukan oleh pemerintah termasuk negara Indonesia.
Di wilayah Indonesia sendiri, hampir setiap Provinsi terdeteksi sebagai zona merah. Jember adalah kota yang terletak di Jawa Timur, dengan luas 3.293 km² merupakan salah satu wilayah terdampak Covid-19. Sejak adanya virus corona, beberapa tempat yang mengundang kerumunan termasuk sekolah, tempat wisata, mall, pasar, dll ditutup sementara sesuai dengan anjuran pemerintah. Sampai saat ini, hanya sekolah yang belum diijinkan untuk beroperasi. Hal ini, sangat menjadi perhatian khusus bagi pemerintah serta kalangan para orang yang khawatir akan pendidikan anak mereka.
Dengan ditutupnya sekolah untuk sementara waktu, maka sistem pendidikan pada masa pandemi secara otomatis berubah. Yang awalnya proses pembelajaran dilakukan melalui tatap muka antara siswa dengan guru, sekarang diterapkan suatu sistem pembelajaran daring atau online. Beberapa keluhan dirasakan oleh orang tua dan siswa atas adanya sistem baru pendidikan saat masa pandemi.
Pada kenyatannya, tidak semua siswa dan orang tua paham dalam menggunakan media elektronik seperti handphone dan laptop. Belum lagi pada masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi dengan pendapatan yang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
Pada beberapa daerah, termasuk daerah yang beralamatkan di Jl. K.H Shiddiq IX dengan julukan Asrama Kampung Pemulung merupakan bentuk dari wilayah yang terdampak. Asrama Kampung Pemulung terletak pada Lingkungan Telangsari, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Dalam observasi yang sudah dilakukan oleh salah satu mahasiswi KKN bernama Agnesya Maharani (KKN 66), wilayah ini menjadi sorotannya.
Wilayah Asrama Kampung Pemulung, sangat melestarikan kesenian Jaran Kepang yang sering mereka sebut dengan “Singo Edan” yang hidup secara turun temurun. Selain itu, Agnes memiliki pandangan bahwa letak Asrama Kampung Pemulung yang berada ditengah kota, tidak menjamin status sosial serta perekonomian mereka, maka dapat dipastikan pendidikan yang didapati oleh anak-anak di wilayah Asrama Kampung Pemulung sangatlah minim .
Menurut keterangan dari Kepala desa (Pak Lurah) bahwa rata-rata penduduknya, dengan angka 80% berprofesi sebagai pemulung, sisanya tukang becak, pedagang, dan pengemis. Sejak dahulu hingga saat ini, hanya terhitung satu orang sebagai lulusan Sarjana. Hal ini, menjadikan Agnes sebagai pelaku program KKN bertekad untuk menjadikan anak-anak di wilayah Asrama Kampung Pemulung sebagai sasaran KKN Unej Back To Village dengan membawa tema Program Inovasi Pembelajaran Anak Sekolah saat Covid-19.
Tentunya, sebelum diadakan KKN pada wilayah Asrama Kampung Pemulung, Agnes sebagai mahasiswi pelaku KKN harus meminta izin pada Kepala Desa, Pak RW, dan Pak RT agar kegiatan KKN dapat berjalan dengan semestinya. “Tidak apa-apa jika ingin melakukan KKN di wilayah Asrama Kampung Pemulung. Anak-anak disana kurang mendapatkna perhatian dari orangtua terutama dalam segi pendidikan. Mereka juga pasti rindu proses belajar bersama teman dengan sosok guru.” Ucap Anik sebagai salah satu Staff di Kelurahan Jember Kidul.
Agnes menegaskan, “KKN Unej Back To Village dilakukan selama rentang waktu 45 hari dengan harapan program kerja yang saya bawa dapat membantu adik-adik dalam proses pembelajaran online, serta mengisi waktu mereka dalam beberapa hari kedepan. Ada 2 kegiatan pokok yang harus saya lakukan, pemberian materi pembelajaran online dan upaya pencegahan virus corona.
Dalam memberikan materi pembelajaran online, saya akan mengajarkan mereka tentang bagaimana cara membuat presentasi dan poster dari aplikasi Canva, bagaimana cara mengoperasikan Zenius sebagai salah satu aplikasi pembelajaran, serta bagimana cara menggunakan Google Meet dan Google Classroom sebagai media pendukung pembelajaran saat pandemi seperti saat ini. Sedangkan dalam upaya pencegahan virus corona, saya akan melakukan suatu sosialisasi atau penyuluhan kepada adik-adik tentang virus corona, bagaimana penyebarannya, serta bagaimana cara mencegah penyebaran virus corona.