Lihat ke Halaman Asli

agnes ginting

mahasiswi

Tinjauan Mendalam tentang Potensi Ekowisata Dan Konservasi Alam Di Bukit Lawang: Studi Kasus Untuk Pembangunan Berkelanjutan

Diperbarui: 3 Februari 2024   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi dengan dosen pembin

Bukit Lawang adalah sebuah desa kecil yang terletak 90 kilometer barat laut Medan, ibukota Sumatera Utara, Indonesia. Bukit Lawang yang paling terkenal karena menjadi salah satu tempat terakhir di dunia di mana orang dapat melihat orang hutan di alam liar. Bukit Lawang terletak di sisi timur Taman Nasional Gunung Leuser. Selain memiliki udara yang sejuk, tempat wisata ini ternyata memiliki banyak daya tarik bagi para wisatawan seperti melihat hewan langkah atau yang dilindungi seperti adanya orang utan sumatera. Dari  hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Bukit Lawang Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), maka diperolehkan 4 jenis orang utan yang bervariasi yaitu: Pesek, Palentino, Sepi dan Casa hal ini dikarenakan orang utan yang bersifat semiliar  yang masih memiliki naluri yang dekat dengan keberadan manusia dalam pemberian pakan.Pada treal 10 orang utan yang dijumpai adalah ratna dan juga global dan pada treal  11 terdapat 2 individu yang bersifat liar. Dikawasan Bukit Lawang terdapat satwa yang sangat jahil pada wisatawan yaitu spesies kera, Spesies tersebut tidak tercantum di pemerintahan dan juga tidak di lindungi oleh pemerintahan.

    Dikawasan Bukit Lawang banyak masyarakat yang masih memanfaat kan sungai sebagai mata pencaharian yaitu seperti:memancing.arum jeram.Dan juga ada yang memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk refreshing, mandi, dan juga mengambil air untuk digunakan untuk minum,Masyarakat setempat juga masih ada yang melakukan pertanian dan memancing,tetapi tidak semua wilayah di Kawasan Bukit Lawang bisa di jadikan tempat untuk melakukan pertanian dan juga memancing.Sebagian masyarakat juga masih ada yang mengambil kayu dari hasil hutan tetapi sebagai masyarakat yang lain tidak mengambil hasil hutan,karena mereka tau bahwa pohon yang ada di dalam hutan tidak boleh di ambil.

    Dibalik keindahan bukit lawang sering juga terjadi bencana alam seperti banjir, kami juga mewawancarain  warga setempat terkait banjir dikawasan bukit lawang. Menurut bapak Genta mengatakan pernah terjadi banjir  pada tahun 2003 akibat dari banjir tersebut banyak memakan korban jiwa, berkurang nya mata pencarian yang ada dikawasan bukit lawang karena takut akan terjadinya banjir susulan yang datang, Pada   saat   terjadinya   banjir,   seluruh   bangunan   yang   ada   di   sempadan sungai Bahorok itu hancur berantakan, Cara masyarakat untuk mengatasi masalah banjir tersebut yaitu dengan cara membersihkan sampah, mendaur ulang sampah seperti membuat seni(kerajinan botol di buat menjadi batu bata). Tantangan  yang sering terjadi di Kawasan bukit lawang yaitu kurangnya pemerintah terhadap Kawasan tersebut sehingga masih adanya jalan yang rusak dan juga pungli dimana mana.Kami juga memberikan solusi kepada Bapak Genta untuk melakukan reboisasi atau penghijaun dan juga membangun rumah jauh dari sekitaran sungai, tetapi saran tersebut tidak dapat diterima.

narasumber 1

narasumber 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline