Lihat ke Halaman Asli

Pakis Itu Merajuk

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1390310511658502583

[caption id="attachment_291294" align="aligncenter" width="597" caption="© istimewa"][/caption]

Pakis itu masih merajuk pada jendela

Daunnya menyalak pada kaca

Tapi tak segalak raja-raja

Yang masih tidur guling dikamar masing-masing

Sebab tiada satu pun selir bisa digilir

Karena malam tadi hujan memakan bumi

Mengunyahnya berulang-ulang lewat rintik tajam

Persis taring singa diasah intan kalimantan

Lalu

Raja-raja hanya jadi penghuni gua

Dan stalaktit suatu waktu bisa menghujam

Iman mereka yang rapuh meninggalkan gua

Berlari menuju kota mencari cinta

Dari para pelacur atau tuna wisma

Perkosa ramai-ramai, mabuk tujuh hari tujuh malam, dan senggama sampai siang

Pakislah yang bikin runyam tanah basah

Dapat dibayangkan zaman tiada hujan

Tanah tak kenal basah, pakis tidak tumbuh lagi

Takkan ada sejarah nilai rupiah jatuh

Sebab raja-raja bangun tidur mengambil kutang pesuruh

Menari-nari sekitaran komplek dan menampilkan kelaminnya yang syahdu

Pikgondang, 2014

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline