Lihat ke Halaman Asli

Sang Liyan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1379768593773358992

Selimutmu menaringku pada gugunya malam daerah sialan, tak jua kudapat apa-apa kecuali tanah duka aku rindu kampungku dan peranakannya dusun tenang. sepi saat subuh, yang ada cuma adzan dan bunyi klontang sisa ronda malam Selimut masih menyemak pada tubuhku dingin, gugunya tubuhku. apa kulinari yang membuat perut lapar? aku rindu kuah santan dan cabai yang padat dan makan di bawah pepohonan rambutan lamak nian. sayup-sayup ku dengar suara mertua Sial, apa aku keburu mental-memental? kampung halaman. perantauan. aku rasa punya hati seorang liyan lidah yang menekur pada bumbu ibu ah! hidup memanglah DEMIKIAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline