Lihat ke Halaman Asli

Murah

Diperbarui: 10 April 2019   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Murah
Karya: Agit Yunita

Ketika caci maki begitu mudah terlontar. Tak lagi merasa bersalah atas setiap keburukan yang sengaja dilakukan. Apakah moral kini begitu murah harganya. Tak adakah tempat damai, karena hidup hanya sementara.

Bu,

Pak,

Generasi penerus ini terlahir dari asuhan kita. Kita tak bisa menyerahkannya pada dunia. Agar ia belajar sendiri. Lalu jika sudah salah jalan, hanya tersisa sesal di hati.

Bu,

Pak,

Mereka adalah buah hati kita. Apakah kita ingin memanen buah yang busuk? Jika kita tak pernah menyirami mereka dengan sentuh kasih sayang. Menanamkan ketakutan tertinggi kepada Yang Menitipkan mereka. 

Ya, mereka hanya sekedar titipan. Yang esok lusa, kau akan dimintai pertanggungjawaban.

Maka, mulai detik ini berilah mereka segala bekal kebaikan. Agar di kemudian hari menjadi putra-putri yang membanggakan. Bukan lagi mereka yang memiliki pribadi rendah dan bermoral murah.

Bantul, 10 April 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline