Lihat ke Halaman Asli

Apa Itu Fasisme?

Diperbarui: 2 September 2020   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Of all the unanswered questions of our time, perhaps the most important is: 'What is Fascism?"
-George Orwell

Jika Liberalisme, Konservatisme, dan Sosialisme adalah ideologi-ideologi abad ke-18, maka fasisme adalah adalah anak abad ke-20, khususnya periode antar perang dunia. Bahkan, fasisme bisa dikatakan muncul sebagai pemberontakan terhadap modernitas, terhadap ide-ide dan nilai pencerahan dan kredo-kredo politik yang sudah di godoknya. 

Nazi di Jerman contohnya, menyatakan "1798 sudah lenyap". Dalam fasis Italia,  slogan seperti "Percayai, Patuhi, Perjuangkan" dan "Ketertiban, Otoritas, Keadilan" mengganti prinsip Revolusi Prancis yang sudah lebih akrab dikenal "Kebebasan, Kesetaraan, Persaudaraan". Fasisme muncul bukan hanya sebagai "petir dari lautan," tulis O'Sullivan (1983), namun memang berusaha membuat dunia politik menjadi baru, sehingga secara harfiah mencabut akar dan menghancurkan warisan pemikiran politik konvensional.

Meskipun ide-ide utama dan doktrin-doktrin fasisme dapat dilacak kembali ke abad ke-19, mereka baru bisa menyatu dan dibentuk oleh Perang Dunia I dan sesudahnya, khususnya campuran potensial perang dan revolusi. Fasisme muncul paling dramatis di Jerman dan Italia. 

Di Italia, Partai Fasis terbentuk pada tahun 1919 dimana pemimpinnya, Benito Mussolini, diangkat menjadi Perdana Menteri pada tahun 1922. Dan pada 1926, negara fasis satu partai pun didirikan. National Socialist German Workers Party , atau yang terkenal dengan Nazi, juga berdiri pada tahun 1919, dan dibawah kepemimpinan Adolf Hitler nantinya, mengadopsi dengan sadar kepemimpinan Mussolini.

Asal usul fasisme telah membangkitkan minat sejarah dan sering kali menemui ketidaksepakatan sengit. Tidak ada satu faktor tunggal yang dapat dilekatkan sebagai penyebab munculnya fasisme-sebaliknya, fasisme muncul dari beberapa kekuatan historis kompleks yang terjadi selama periode antar-perang. 

Pertama, pemerintahan Demokratis baru saja terbentuk di negara-negara Eropa sehingga nilai-nilai demokratis masih belum menggantikan nilai-nilai lama yang aristokrarik. Selain itu, pemerintahan-pemerintahan demokratis yang mempresentasikan koalisi kepentingan atau partai-partai, seringkali terlihat lemah dan tidak stabil ketika di konfrontasikan dengan krisis ekonomi atau politik. 

Kedua, masyarakat Eropa sudah terganggu oleh pengalaman industrialisasi, yangs secara khusus, di satu sisi, mengancam kelas menengah kebawah terhimpit di antara bisnis-bisnis besar yang bertumbuh, dan disisi lain, naiknya kekuatan buruh terorganisasi. 

Ketiga, periode setelah Perang Dunia I banyak dipengaruhi oleh Revolusi Rusia dan kekuatan dikalangan kelas berpunya bahwa revolusi sosial akan menyebar keseluruh Eropa. 

Keempat, krisi ekonomi tahun 1930-an sering sekali menyediakan hempasan terakhir pada demokrasi yang memang masih rapih. 

Kalau komunisme pada umumnya merupakan produk dari masyarakat  pra-demokrasi dan pra-industri. Maka fasisme merupakan produk dari masyarakat-masyarakat pasca-demokrasi dan pasca-industri. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline