Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Luncurkan Program Kompos Guna Mendukung Pertanian Organik dan Budidaya Melon di Desa Sukoanyar

Diperbarui: 31 Juli 2024   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dokumentasi Pribadi)

Tim mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melaksanakan program pengabdian selama 31 hari pada bulan Juli di Desa Sukoanyar. Tim KKN terdiri dari 25 inovator muda yang berasal dari Kampus Biru Kampus Perjuangan Universitas Brawijaya, yang di pimpin oleh Nadya Ghina selaku Koordinator Desa. Pada perjalanan pengabdian kali ini kami dibimbing oleh Bapak Rifqi Rahmat Hidayatullah, S.Hut., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapang 1 dan Ibu Dr. Ir. Yulia Nuraini, M. S. selaku Dosen Pembimbing Lapang 2.

Di tengah hiruk-piruk tentang permasalahan pupuk anorganik yang meninggalkan residu dan dinilai dapat merusak lingkungan, sebuah program dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang ada oleh Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya di Desa Sukoanyar. 

Salah satu dari program tersebut ialah pembuatan kompos. Program ini menjadi sebuah usaha untuk lingkungan yang lestari dan sebagai bentuk dukungan terhadap praktik pertanian organik. Pembuatan kompos ini menggunakan kotoran ternak yang diformulasikan dengan limbah organik pertanian, seperti jerami dan sayuran. 

Selanjutnya melalui proses pengomposan dapat menjadi suatu produk kompos yang mampu dimanfaatkan sebagai bahan penambah unsur hara dan memperbaiki sifat tanah. Pembuatan kompos dilaksanakan di Rumah Kompos yang terletak di Desa Sukoanyar. Program pembuatan kompos yang kami laksanakan perlahan mendorong petani untuk beralih menggunakan bahan organik sebagai bahan pendukung yang dapat diimplementasikan pada lahan masing-masing petani di Desa Sukoanyar.

(Dokumentasi Pribadi)

Selain itu, terdapat juga program budidaya melon. Pada kesempatan kali ini Tim KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Desa Sukoanyar menggunakan benih rockmelon dengan varietas glamour. Dengan meningkatnya isu permasalahan krisis lahan, Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menerapkan praktik budidaya melon menggunakan polybag yang memanfaatkan sisa pekarangan yang tidak begitu luas di Desa Sukoanyar. Praktik budidaya melon ini menggunakan 185 bibit yang tersebar secara meluas di Desa Sukoanyar. Penyebaran bibit tersebut terletak pada rumah warga, sekolah, dan tempat wisata.

(Dokumentasi Pribadi)

Sebagai salah satu isu sentral terkait permasalahan pupuk anorganik dan krisis lahan. Melalui program yang telah dilaksanakan dapat menjadi contoh nyata untuk menanggulangi permasalahan yang ada. Dengan pembuatan kompos mampu mengurangi limbah yang tak memiliki nilai guna menjadi produk pupuk organik yang memili banyak manfaat. 

Adanya program budidaya melon di polybag mampu mengatasi permasalahan krisis lahan yang ada, karena tidak membutuhkan lahan luas dalam penerapan praktik budidaya yang telah dilakukan.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada perangkat Desa Sukoanyar, Dosen Pembimbing Lapang 1 dan 2, serta warga Desa Sukoanyar yang telah mendukung kami pada diseminasi program KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang telah dilaksanakan.

“Dengan penuh harapan, perjalanan pengabdian yang menjadi cerita inspiratif ini mampu menjadi sebuah perubahan positif bagi warga Desa Sukoanyar terutama dengan peningkatan pembuatan kompos yang dapat menjadi salah satu usaha untuk melestarikan ligkungan dan mendukung pertanian yang berkelanjutan.” Ucap Nadya Ghina selaku Koordinator Desa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline