Lihat ke Halaman Asli

Agis Ahmad Fauzi

Universitas Siliwangi

Perihal Pergi

Diperbarui: 28 Juni 2022   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tidak semua yang meninggalkan penyebabnya adalah bosan atau beralih perasaan.

Terkadang, mereka yang meninggalkan, juga didasari rasa sayang, sebab mereka yang meninggalkan tak ingoin membuat orang yang dicintainya merasakan penderitaan yang dialaminya selama ini.

Kita semua pasti tahu, dalam hidup, cinta bukanlah satu-satunya peran yang dimainkan. Ada begitu banyak peran yang dimainkan oleh setiap orang. Dan ketika ia merasa gagal dan merasa "sudah seharusnya aku tinggalkan", bukan berarti itu yang diinginkan. Ada kalanya seseorang memilih mundur dari peran yang ia lakonkan.

Bukannya tak berperasaan. Hanya saja, meninggalkan untuk suatu kebaikan, memang harus dilakukan. Meskipun tak semua orang akan paham. Dia yang ditinggalkan juga berhak merasakan kebahagiaan, dan bahagianya itu bukan berasal dari ia yang meninggalkan.

Sebelum menjudge atau menghakimi seseorang dengan sebutan toxic seperti, jahat, badjingan, keparat, dll, alangkah lebih baiknya jika kita memahami dahulu keadaan orang tersebut. Karena, tak semua keburukan benar-benar buruk.

"Terkadang, kita harus melakukan keburukan, untuk menunjukan suatu kebaikan."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline