Lihat ke Halaman Asli

Esensi Bekerja (Menurut Saya)

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari kerja sebenarnya kegiatan yang punya timing. Mencari kerja identik dilakukan ketika kebutuhan hidup dirasa belum tercukupi dengan kondisi keuangan lalu muncul ide untuk berbuat lebih guna menambah pemasukan. Mahasiswa yang dianggap memiliki segudang pemikiran pun tidak lepas dari hasrat untuk mencari pemasukan yang lebih untuk sekedar menambah pundi-pundi dana dari ‘beasiswa tetap’ (baca : uang bulanan dari orangtua) atau memang yang memiliki kondisi dana yang belum tercukupi rata-rata memilih jalur untuk bekerja. Pemegang ijazah Sekolah Menengah Atas ini pun getol membolak-balik koran harian yang memuat tentang lowongan kerja. Saya sendiri pun sangat tertarik melihat-lihat lowongan kerja yang jujur sampai sekarang satu surat pun tidak pernah saya layangkan dari lowongan yang saya baca. Betapa pentingnya tambahan dana sampai-sampai saya meminta pertolongan teman saya untuk memberitahu lowongan kerja di tempat yang saya sukai dimana teman saya ini punya ‘orang dalam’ untuk diminta informasi. Meski saya sudah melamar di tempat kerja dan posisi sesuai keinginan dan mimpi saya toh saya tidak diterima. Sempat merasa down. Namun seperti kalimat yang ditulis diawal tulisan ini, bekerja merupakan panggilan dan punya timing yang tepat. Jika saat ini masih diberikan kesempatan mengecap pendidikan di perguruan tinggi maka tidak ada salahnya menikmati dan coba serius dan fokus menimba ilmu sembari mempersiapkan diri untuk melangkah ke jenjang pekerjaaan apabila sudah selesai pendidikan. Karena ditengah zaman yang semakin canggih, persaingan yang juga cukup sengit, lowongan yang mengerucut diharapkan kaum intelektual yang dibina di perguruan tinggi punya sikap mental yang benar-benar siap menghadapi kerasnya memperjuangkan hidup dalam lingkaran pekerjaan. Siap diterima, siap ditolak dalam melamar pekerjaan. Siap terkekang, siap bebas dalam pekerjaan yang di dapat. Siap diberhentikan, siap bersukacita sampai lansia dengan pekerjaannya. Bekerja itu panggilan dan pelayanan terhadap Tuhan dan sesama, so cari dan bekerjalah dengan tulus, fight, dan doa yang mengalir tiada habisnya agar dampak dari kita mencari kerja atau bekerja terasa pada sekeliling kita. Tabik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline