Lihat ke Halaman Asli

Pecundang Pinggir Danau

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13620595892078824882

ia nisankan abstraksi masa lalu diantara luka dan bahagia. ia pasung sentuh hangatnya di ambang realita metafisik. ia kecup kejam bisiknya di sela usang rindu. ia sayat sejuk senyumnya di balik ringkih takdir. ia ukir manis wajahnya di lingkar rongga darah sanubari. ia lukis sendu tatapnya di atas retak tempurung hari. hanya bisa menjamahi angan-angan di sekitar ingatan. hanya bayangnya yang bergetar diatas samar air danau. ditemani bayang pohon bakau di hadapan pecundang. pecundang yang kehilangan akal. sesak dirinya bernapas, hela demi hela lafas tak mampu meraih cinta, pecundang tetap pecundang, meringkuk di pinggir danau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline