Kamu pernah dengar ungkapan klasik, "Besar pasak daripada tiang?" Nah, itu mungkin sering terjadi saat seseorang baru memulai usaha, khususnya usaha rumahan. Pengelolaan keuangan yang baik itu kunci utama, agar suatu usaha nggak ambyar di tengah jalan. Tapi gimana sih cara mengelola keuangan dengan bijak? Yuk, kita bahas!
#1. Pisahkan Rekening Pribadi dan Usaha
Ini nih, prinsip dasar yang sering dilupakan. Memisahkan rekening pribadi dan usaha itu penting banget biar kamu nggak kebingungan mana uang yang bisa dipakai buat belanja bulanan dan mana yang harus diputar untuk bisnis.
George Soros pernah berkata, "It's not whether you're right or wrong that's important, but how much money you make when you're right and how much you lose when you're wrong." Intinya, manajemen uang yang tepat bakal jadi pembeda besar dalam kesuksesan usahamu. Jadi, mulailah dengan hal sederhana: pisahkan rekening.
Bayangin kamu punya warung kopi di rumah, terus untungnya lumayan buat beli mesin espresso baru. Tapi kamu lupa kalau ada tagihan listrik yang belum dibayar. Jika keuangan pribadi dan usaha tercampur, hal ini bisa bikin pusing di akhir bulan.
Jadi, mau tunggu apa lagi? Segera pisahkan rekening pribadi dengan usahamu sekarang!
#2. Tentukan Anggaran Bulanan yang Realistis
Kalau sudah melakukan pisah rekening, langkah berikutnya adalah menentukan anggaran bulanan untuk bisnismu. Ini seperti bikin roadmap biar nggak salah arah. Tetapkan pos pengeluaran seperti biaya produksi, promosi, dan pengeluaran tidak terduga. Pastikan semuanya masuk hitungan.
Warren Buffett pernah bilang, "Do not save what is left after spending; instead spend what is left after saving." Maksudnya, sisihkan dulu buat modal dan kebutuhan bisnis, baru sisanya untuk kebutuhan pribadi. Karena kalau semua dihabiskan tanpa perencanaan, bisa-bisa usaha malah mandek di tengah jalan.
Misalnya, kalau kamu menjual kue kering dari rumah, buatlah anggaran bulanan untuk beli bahan baku, biaya listrik untuk oven, dan promosi online. Dengan cara ini, kamu nggak akan bingung saat tiba-tiba harus restock bahan baku mendadak.