Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

(Tidak) Ada Urgensi Berucap Selamat pada Presiden - Wakil Presiden Terpilih

Diperbarui: 21 Maret 2024   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Prabowo -- Gibran ditetapkan sebagai pemenang pilpres 2024 oleh KPU | lustrasi gambar : cnbcindonesia.com

"Saya tidak akan mengakui Prabowo -- Gibran sebagai pemenang pemilu presiden 2024. Tidak akan mengucap selamat atas putusan kemenangan mereka sebagaimana diumumkan oleh KPU." 

Apabila saya mengutarakan pernyataan seperti itu, apakah akan berdampak pada hasil pilpres 2024 ? Samasekali tidak. Bahkan demonstrasi besar menolak hasil pilpres pun barangkali tidak pernah tercerna oleh otak para pemangku kebijakan.

Setali tiga uang, memberikan ucapan selamat atau tidak untuk status pemenang pilpres pun tidak memiliki urgensi apapun. Apalagi bagi kita rakyat jelata yang sebatas dibutuhkan suaranya selama masa kontestasi. Setelah masa itu berlalu, apakah suara kita masih penting ?

Saya bukan pemilih Prabowo -- Gibran. Saya tegas menyatakan itu. Sebagaimana pernyataan saya dalam tulisan terdahulu, tidak ada samasekali dorongan hati untuk memihak kepada beliau berdua. Terlebih setelah melihat riuhnya kekacauan etika bernegara kita selama beberapa waktu terakhir.

Bahkan, selepas quick count hasil pilpres dirilis, setelah itu pula hasrat saya untuk percaya pada negeri ini memudar. Khususnya pada pemerintahan yang sedang berjalan dan giringan pemerintah baru yang hendak terbentuk.

Dengan semua hal itu maka saya merasa tidak mungkin untuk berucap selamat atas sesuatu yang mereka sebut sebagai kemenangan pilpres. Atau menyampaikan selamat atas ditetapkannya presiden terpilih. Tidak ada gunanya bagi saya. Juga tidak berdampak apapun pada mereka.

Meskipun berada di pihak yang tidak dimenangkan dalam kontestasi, saya tetaplah bagian dari warga negara Indonesia. Siapapun presiden yang dilantik nantinya ia tetap berkewajiban menunaikan hak-hak segenap rakyat Indonesia. Bukan semata terhadap yang memilih dan mendukungnya selama kontestasi pilpres 2024 berlangsung.

Mau enaknya saja dong kalau begitu ? Tidak memilih tapi kok menuntut hak ? Iya, memang harus begitu. Atau kita mau buat kesepakatan pemerintahan Indonesia dibagi-bagi secara proprosional berdasarkan hasil suara pemilu? Sekian persen ikut pasangan 01, sekian persen 02, dan sekian persen 03. Tidak mungkin, bukan?

Jadi, kalaupun ada dari Anda yang sinis dengan segala kritik dan pernyataan yang menyudutkan Prabowo -- Gibran, tidak perlu juga merasa resah atau hati panas. Toh, pada akhirnya dia yang "terpilih" tetap mengemban tugas dan tanggung jawab mengelola negeri ini. Secara keseluruhan.

Merasa Perlu Membela ?

Saya masih sering melihat pernyataan berseliwean di media sosial atau di kolom komentar beberapa artikel dan video media masa yang isinya menghujat serta membela figur publik yang beberapa waktu lalu bersaing dalam kontestasi pilpres.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline