Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Planmaker & Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Cerita Kenangan Pondok Ramadan di Sekolah Madrasah Tahun 90-an

Diperbarui: 16 Maret 2024   11:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kebersamaan adalah bagian paling berkesan dari kegiatan pondok Ramadan | lustrasi gambar : pixabay.com / AhmadArdity

Salah satu kenangan tak terlupakan di benakku pada momen bulan suci Ramadan ini adalah saat mengikuti kegiatan Pondok Ramadan semasa masih sekolah Madrasah Ibtidaiyah di sekitaran akhir tahun 1990an. Sudah lama banget ya. Jadi ngerasa tua nih. He-he-he.

Tapi, rasanya kenangan Ramadan di masa itu masih terus membekas hingga saat ini. Menjalani momen menyenangkan ketika kesederhanaan menjadi sebuah keseharian. Jauh dari jamahan teknologi sebagaimana yang kita jumpai sekarang.

Pada masa itu, sekolahku memang rutin mengadakan acara pondok Ramadan untuk seluruh murid madrasah mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Hanya saja, untuk kelas 1 sampai kelas 4 kegiatannya berlangsung dari jam 7 pagi sampai pukul 3 sore saja. Sedangkan untuk kelas 5 dan 6 harus menginap di sekolah.

Kegiatan pondok Ramadan berlangsung kurang lebih tiga hari dua malam. Hidangan untuk berbuka puasa dan sahur tidak disediakan oleh sekolah. Melainkan mendapat kiriman dari orang tua setiap sore menjelang berbuka.

Setiap sore menjelang, mungkin sekitaran jam 4 sore ke atas, sanak kerabat berdatangan. Ada yang dijenguk oleh ibunya, bapaknya, kakak, bahkan kakek ataupun nenek. Sembari membawa perbekalan berbuka dan sahur.

Aku dan teman-teman sangat bersuka cita setiap kali momen itu tiba. Kami bisa saling lirik hidangan masing-masing. Syukur-syukur kalau ada yang bersedia untuk berbagi lauk pauk. He-he-he.

Ada satu kegiatan rutin di pondok Ramadan yang aku ikuti di madrasah, yakni kultum. Mungkin sampai sekarang pun cukup banyak yang familiar dengan istilah itu. Memang, isinya tidak jauh-jauh dari ceramah atau kajian keislaman. Pada masaku pun juga sama.

Cuma, di sekolahku kultum adalah akronim dari KULiah TUjuh Menit. Iya, sebuah kuliah singkat yang biasanya diadakan menjelang waktu berbuka, selepas tarawih, dan ba'da sholat subuh. Dan menariknya, setiap materi yang disampaikan selama kultum tersebut sebagian diantaranya akan menjadi bahan ujian di akhir kegiatan.

Jadi kami harus benar-benar serius mendengarkan atau nanti jeblok saat ujian.

Kamar Tidur di Kolong Bangku Sekolah  

Ketika masih seumuran anak sekolah madrasah dulu, di kampungku masih populer permainan rumah-rumahan. Kami para kumpulan bocah biasanya berkumpul untuk membuat rumah-rumahan sederhana dengan empat tiang dari kayu kecil yang kami tebang dari pekarangan rumah. Pepohonan masih sangat mudah kami temukan kala itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline