Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

5 Tips Move On dari Trauma Pilpres untuk Para Simpatisan

Diperbarui: 17 Februari 2024   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Trauma pilpres bisa melanda para simpatisan| Ilustrasi gambar : kompas.com / pixabay

Hari pencoblosan memang sudah selesai untuk sebagian wilayah Indonesia, meskipun mungkin ada sebagian wilayah lain yang harus melakukan pemilu susulan karena sesuatu hal. 

Klaim kemenangan salah satu kandidat berdasar hasil quick count beberapa waktu lalu tidak bisa dipungkiri memang cukup mempengaruhi kondisi psikologis para simpatisan pilpres yang "kalah". Sesak di dada, patah hati, marah, dan kecewa melihat keadaan tampak jelas terpampang di berbagai lini masa. Ada trauma pilpres yang melanda.

Apalagi ketika luka itu justru disiram air garam oleh simpatisan lain yang mengklaim kelompok mereka sebagai pemenang. Sampai-sampai ada yang mengatakan menyesal ikut memilih dan enggan untuk terlibat lagi dalam pesta demokrasi berikutnya.

Proses politik yang penuh intrik dalam balutan pesta demokrasi tahun ini tidak bisa dipungkiri memang telah memantik banyak kekecewaan bahkan trauma bagi sebagian kalangan. Trauma pilpres. Khususnya para simpatisan yang secara terang-terangan mendeklarasikan pilihannya kepada khalayak.

Tapi, tentu kita tidak bisa terus-menerus menunduk dalam keterpurukan. Terlebih trauma berkepanjangan. Berpihak kepada kandidat tertentu bukan suatu hal yang salah. Hanya saja ada saatnya bagi kita untuk memutus keterikatan yang terlalu kuat itu.

Mungkin kita bisa merenungi tweet dari Komika Sammy Notaslimboy melalui unggahan di akun X-nya, "Posisi saya selalu sama. Sebelum pemilu, mendukung yang paling sejalan. Selesai, menagih ke pemenang.". Menguntungkan, bukan?

Sssstt... Tapi saya terlanjur trauma dan tidak bisa menerima keadaan ini. Kecurangan terpampang dimana-mana. Masa, kandidat yang terjun ke rakyat justru kalah oleh mereka yang berlindung dibalik ketiak kekuasaan?

Sudah, sudah. Daripada kalian galau terus dan meratapi trauma pilpres, lima tips ini perlu dicoba agar bisa move on dari keadaan sekarang.

Fokus Ulang Niat Memilih

Apa niatan kita saat pertama kali memutuskan untuk memilih salah satu kandidat? Apakah agar supaya menang atau semata karena merekalah figur yang paling merepresentasi pikiran kita?

Jika niatannya adalah yang pertama, untuk menang, maka sepertinya perlu ada yang diluruskan kembali dari niatan kita turut serta dalam pemilu. Karena bagaimanapun tidak ada jaminan untuk menang bagi kandidat tertentu. Bisa jadi juga si pemenang ternyata membawa visi misi yang bertolak belakang dengan keinginan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline