Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Pil Improvement

Diperbarui: 17 Oktober 2023   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keniscayaan improvement dan cara kita menyikapi| Ilustrasi gambar : tomps.id

"Gil, hasil meeting tadi CEO minta agar setiap divisi mengajukan minimal satu ide improvement per bulannya. Nah, kira-kira lu ada ide gak buat divisi kita?"

Tiba-tiba saja Madam (panggilan untuk kepala divisi kami) melontarkan pertanyaan (atau mungkin pernyataan) tersebut sesaat setelah kembali ke ruangan pasca meeting rutin dengan CEO perusahaan.

Continuous Improvement  memang sedang menjadi trending topic di perusahaan tempat kerja kami belakangan ini. Entah karena si bos barusan selesai membaca buku Toyota Way-nya Jeffry Liker atau karena dampak ngopi bareng kolega bisnis sehingga hatinya tergerak untuk memberi titah menggali ide improvement kepada anak buahnya.

Dalam dunia kerja perintah semacam ini memang wajar. Itu merupakan bagian dari pekerjaan. Meski mungkin bagi sebagian orang "tugas tambahan" tersebut dianggap mengusik zona nyamannya. Apalagi bagi mereka yang gemar bersantai ria bisa jadi kelabakan ketika sudah diburu deadline. Belum lagi kalau harus melakukan meeting rutin manakala diperlukan tim khusus untuk mengerjakan proyek tersebut.

Di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya bahkan diadakan kompetisi khusus tentang Continuous Improvement ini yang diberi nama CIP atau Continuous Improvement Project. Terdiri atas tim-tim dari beberapa divisi yang saling berinteraksi untuk mengupayakan improvement berkaitan dengan suatu pekerjaan yang melibatkan beberapa divisi tersebut.

Pada kesempatan kompetisi CIP yang pernah saya ikuti dulu, tim dari divisi Power Plant bersinergi dengan Maintenance serta Engineering berhasil mewujudkan improvement pemanfaatan limbah hasil pengolahan Waste Water Treatment (WWT) menjadi bahan bakar pengganti batu bara. Kebetulan perusahaan kami memiliki sumber pembangkist listrik mandiri yang bertenagakan batu bara.

Berkat improvement ini saving cost yang dihasilkan cukup besar. Konon mencapai ratusan juta rupiah per bulan. Waktu itu kami berandai-andai jikalau hasil penghematan yang diperoleh itu kemudian dibagi-bagikan kepada para karyawan. Tentu kami tidak akan berharap lagi pada upah lembur bulanan. Hehehe (#Ngarep).

Keniscayaan Improvement

Tradisi improvement semacam ini sebenarnya bukan hanya diperuntukkan bagi internal perusahaan dalam rangka efisiensi aktivitas operasional. Lebih dari itu, kehidupan sehari-hari kita sebenarnya juga tidak lepas dari kehadiran karya-karya hasil improvement yang memang dimaksudkan untuk semakin mempermudah kegiatan kita sehari-hari. Itu adalah keniscayaan.

Yang paling mutakhir tentu teknologi smartphone dimana kita seakan-akan hampir bisa melakukan semua hal di dunia ini tanpa beranjak sedikitpun dari tempat kita merebahkan badan. Istilah 'kaum rebahan' memang merupakan imbas dari kehadiran era teknologi informasi dengan smartphone sebagai katalisator.

Pemanjaan yang diberikan teknologi apapun bentuknya dari waktu ke waktu memang bertujuan untuk memudahkan segenap aktivitas manusia. Kita dimudahkan dalam segala hal. Diberikan fasilitas yang memungkinkan untuk beraksi seminimal mungkin namun memberikan hasil semaksimal mungkin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline