Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Legenda Urban, Mistisme, dan Pelestarian Lingkungan

Diperbarui: 21 Desember 2022   13:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mitos yang melekat pada benda-benda tertentu akan menghindarkannya dari tindakan yang merusak | Sumber gambar : pixabay.com / 12019

Di Yogayakarta terdapat sebuah legenda urban yang dikenal dengan tradisi Masangin. Menurut cerita turun-temurun yang beredar tentang tradisi ini, kabarnya orang-orang yang berhasil berjalan di antara dua pohon beringin kembar Alun-alun Kidul Yogyakarta dengan mata tertutup akan terkabul hajatnya.

Terlepas benar tidaknya mitos ini, keberadaan pohon beringin di Alun-alun Kidul tersebut kini dipandang sebagai salah satu tempat sakral yang mendapat keistimewaan di benak masyarakat.

Pemerintah daerah akan melindunginya. Penduduk sekitar akan menjaganya. Hampir mustahil rasanya bahwa akan ada tangan-tangan jahil yang berani berulah menebang pohon beringin keramat tersebut dan menjadikannya komoditas dagangan layaknya penebangan liar di hutan Kalimantan sana.

Semua pihak melihat nilai spesial pada pohon beringin kembar ini. Label sebagai pohon keramat telah tersemat sehingga menjadikannya sebagai pohon yang lebih dari sekadar pohon. Pohon istimewa yang meskipun secara ilmu biologi sebenarnya memiliki fungsional yang sama dengan pohon-pohon lain pada umumnya.

Pandangan istimewa terhadap pohon ini secara tidak langsung akan membuat seruan aktivis lingkungan hidup perihal arti penting penghijauan dan pelestarian lingkungan menjadi lebih mudah ditunaikan seiring meleburnya hal itu dengan keyakinan batin publik.  

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini tidaklah mudah mengajak serta seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan. Seruan-seruan melalui media cetak ataupun elektronik hanya menjadi tebaran berita yang sulit berubah menjadi aksi nyata. Kita memerlukan sentuhan yang lebih mendalam dan lebih mengena di benak masyarakat agar mereka turut tergerak menunaikannya. Kita memerlukan legenda urban dan mistisme untuk mendukung kampanye pelestarian lingkungan.

Kampanye tentang bahaya pemanasan global sudah sering kita dengar dimana-mana. Tapi dalam praktiknya efek pemburukannya masih saja terjadi dari waktu ke waktu. NASA menyatakan bahwa terjadi peningkatan suhu bumi sebesar 0.85 derajat celcius di tahun 2021 dibandingkan rata-rata suhu tahunan pada rentang tahun 1951 -- 1980.

Peningkatan suhu bumi ini tentu bukanlah kabar baik karena mengakibatkan permukaan air laut meninggi. Tidak perlu jauh-jauh ke Antartika untuk melihat dampaknya. Kawasan Utara Jakarta sudah lebih dari cukup untuk mengintip ancaman besar itu. Belum lagi jika kita menengok intensitas kebakaran hutan atau perubahan musim kemarau dan musim hujan yang semakin tidak jelas batas peralihannya.

Semua gegara gas rumah kaca yang berlebih. Semua gegara kapasitas pepohonan tidak lagi sepadan dengan emisi karbon yang kita hasilkan. 

Agar keseimbangan kembali tercipta maka memulihkan kembali pepohonan yang sudah terlanjur tumbang menjadi salah satu keharusan. Disamping tentunya tetap menjaga eksistensi pepohonan yang masih bertahan dengan sebaik-baiknya. Lewat seruan. Melalui ajakan. Atau melalui sebaran legenda urban.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline