Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Cacar Monyet Berpotensi Jadi Pandemi Selanjutnya? Ini Beberapa Hal yang Perlu Kita Lakukan

Diperbarui: 5 Agustus 2022   06:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar: tribunnews.com/freepik

Masih sangat membekas diingatan banyak orang trauma yang diciptakan oleh pandemi Covid-19 selama beberapa tahun terakhir. Bukan hanya perihal kesehatan saja, tetapi juga aspek ekonomi hingga interaksi sosial yang juga turut menerima dampaknya.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ketika situasi mulai mereda kini justru muncul status darurat baru yang sekaligus menjadi alarm bagi dunia untuk kembali waspada bahwa ada ancaman kesehatan lain yang mengintai.

Meskipun tidak tergolong sebagai penyakit jenis baru, cacar monyet atau monkeypox yang menjangkiti manusia pertama kali pada tahun 1970[1] tersebut kini ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berstatus darurat kesehatan global seiring merebaknya wabah cacar monyet di beberapa negara di dunia[2].

Seiring dengan hal itu kita semestinya lebih waspada dan belajar dari pengalaman terdahulu tatkala awal pertama pandemi covid-19 merebak. Jangan menganggap remeh bahwa penyakit tersebut tidak akan masuk ke Indonesia. Terlebih dengan melontarkan guyonan atau peremehan lain yang dulu pernah terjadi.

Kita tentu tidak ingin kesombongan beberapa pihak di awal merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia kembali terulang. Kita harus lebih mawas diri dan melihat segala kemungkinan yang bisa terjadi. Apalagi dunia saat ini sudah sangat terkoneksi satu dengan yang lainnya.

Kita harus belajar dari pengalaman masa lalu ketika pandemi Covid-19 pertama kali merebak. Jangan sampai kesalahan yang sama terulang dan membikin kita semua kelimpungan.

Perpindahan antar negara bisa begitu mudah dilakukan. Baik itu melalui jalur resmi maupun tak resmi. Akses via darat, laut, dan udara merupakan sesuatu yang biasa. Sehingga kewaspadaan mutlak diperlukan demi kebaikan bersama.

Kita mungkin sedikit awam dengan apa itu penyakit cacar monyet. Lain halnya dengan cacar air yang seolah sudah menjadi penyakit "umum" di masyarakat kita. Secara umum, cacar monyet berbeda dengan cacar air. Seseorang yang pernah terinfeksi cacar air tidak akan menghasilkan antibodi yang menhindarkan seseorang dari terpapar cacar monyet karena keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda[3].

Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang bisa menular melalui gigitan hewan, kontak langsung dengan cairan tubuh hewan terinfeksi, dan penularan antar manusia melalui percikan air liur yang masuk lewat mata, mulut, hidung, dan luka di kulit. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Hanya saja memang penularan antar manusia membutuhkan kontak lama[4].

Belum ada obat khusus untuk menangani cacar monyet. Biasanya gejala yang dipicu oleh cacar monyet akan sembuh sendiri dalam dua sampai empat minggu. Akan tetapi, beberapa orang berisiko mengalami komplikasi parah seperti bayi atau anak-anak, orang dengan daya tahan tubuh lemah, penderita penyakit kronis, dan orang yang belum pernah vaksin cacar[5].

Endemi yang Berpotensi Jadi Pandemi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline