Sebuah kesalahan memang tatkala Kaharuddin, Koordinator Pusat BEM SI, memberikan suatu pernyataan bahwa di Era Orde baru rakyat memperoleh kesejahteraan dan kebebasan. Sebuah pernyatan yang lantas memicu gelombang kritikan warganet mulai dari golongan "rakyat jelata" sampai dengan publik figur yang menilai bahwha Kaharuddin tidak tahu sejarah.
Namun, apakah lantas olok-olok patut disematkan kepada seorang mahasiswa yang sejatinya mempunyai niatan untuk memperjuangkan sebuah hal besar sebagaimana sejarah perjuangan mahasiswa di masa lalu?
Bagaimanapun juga Kaharuddin memang terlalu sembrono mengutarakan pernyataannya. Entah itu karena ketidaktahuannya, kegugupannya, atau bisa jadi yang bersangkutan memang memiliki persepsi yang demikian terhadap era orde baru tersebut. Kita tidak tahu.
Berikut ini adalah 3 alasan mengapa kita harus memaafkan dan menyudahi olok-olok kepada Kaharuddin khususnya, dan BEM SI pada umumnya. Jangan sampai hal ini justru membuat kita mengabaikan jejak perjuangan mahasiswa yang sedari dulu menjadi pengawal peradaban bangsa dengan segala dinamikanya.
<1> Masih Maha-Siswa yang Perlu Belajar
Sejatinya kita semua adalah orang-orang yang harus terus belajar dari waktu ke waktu. Apalagi mereka yang dengan secara jelas menuliskan statusnya sebagai siswa ataupun mahasiswa.
Kesalahan seorang siswa dalam proses belajar adalah lumrah. Namun dari sana seharusnya mereka belajar untuk menjadi lebih baik. Diberikan kritik yang membangun, bukan ledekan yang merundung dan menjatuhkan.
Terkadang kita tidak adil dalam memperlakukan orang lain atas keberanian yang dilakukannya untuk melakukan sesuatu. Kaharuddin dan komunitas BEM SI yang berkenan melakukan aksi demonstrasi bisa jadi mewakili sebagian dari aspirasi kita yang kurang cakap berkata-kata.
Mereka tentu bukan sosok yang sempurna dalam banyak hal, termasuk halnya perihal pengetahuan dan pemahaman sejarah. Mereka juga bisa salah. Jikalau kita yang berada pada posisi mereka, yang yang kita rasakan tatkala niatan mulia menyampaikan aspirasi justru berujung pada bully?
<2> Perbedaan Persepsi