Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Saat Kasir Ritel Modern Menanyakan, "Ada Uang Pas, Pak?"

Diperbarui: 22 Maret 2022   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi konsumen membayar di kasir ritel modern | Sumber gambar : zonautara.com/beritakawanua.com

Mungkin saya tidak sendiri menjadi seseorang yang mendapatkan pertanyaan dari petugas ritel modern seperti Alfamart dan Indomart perihal ada tidaknya uang pas tatkala melakukan pembayaran di kasir. Yang mana biasanya pertanyaan tersebut muncul saat kita memberikan uang pecahan 50 ribuan atau 100 ribuan saat membayar barang belanjaan.

Terlebih ketika nominal belanjaan kita relatif kecil sementara nominal uang yang dibayarkan cukup besar. Seperti, belanja hanya menghabiskan nominal sebesar 3000 perak tetapi uang yang dibayarkan adalah 100 ribu.

Sekali dua kali mungkin biasa-biasanya saja menerima ajuan pertanyaan tersebut. Namun setiap kali membayar belanjaan dengan uang pecahan besar lantas menerima pertanyaan serupa rasanya menjadi semakin aneh.

Padahal membayar dengan nominal besar bisa jadi karena memang hanya itu adanya. Misalnya karena baru menarik uang dari mesin ATM. Sehingga saat berbelanja mau tidak mau itulah nominal yang dimiliki.

Ada kesan bahwa petugas retail kurang menyukai pembeli dengan karakteristik seperti ini. Karena bisa jadi hal itu akan menghabiskan stock uang receh yang ada. Meskipun belum tentu demikian. Apalagi untuk tempat belanja sekaliber ritel modern yang sudah cukup lama menjadi tempat "rujukan" pebelanja membeli beragam jenis barang kebutuhan. Yang mana itu artinya mereka juga harus siap dengan uang kembalian dalam besaran berapapun.

Terkadang seseorang mendatangi ritel modern membeli sesuatu sebenarnya bukan karena ingin berbelanja. Sekadar ingin "memecah" uangnya menjadi recehan yang lebih kecil. Namun, menukarkan langsung uang tersebut dengan nominal kecil rasanya kurang enak hati saja sehingga "terpaksa" harus berbelanja.

Karena tidak terlalu butuh, maka biasanya barang belanjaan yang dipilih pun yang relatif murah. Agar tidak terlalu "membuang" uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan.

Bagaimanapun juga meski membeli barang yang murah hal itu tetap menjadi pendapatan juga bagi ritel yang bersangkutan.

Pertanyaanya sekarang, apakah mempertanyakan ada uang kecil atau tidak itu merupakan bagian dari standar operasional prosedur dari setiap ritel modern? Ataukah itu hanya "inisiatif" dari petugas kasir yang enggan diribetkan stok uang recehnya akan habis?

Jika memang pihak ritel modern merasa keberatan dengan para pembelinya yang membayar dengan nominal besar maka tidak ada bedanya dengan toko kelontong pada umumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline