Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Alasan Mengapa Implementasi "Lean" Perlu Dimulai dari "Prod Plan"

Diperbarui: 10 September 2021   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep lean merupakan salah satu pilar penunjang produktivitas | Sumber gambar: istockphoto

Di dalam teori manajemen kita mengenal istilah PDCA atau Plan, Do, Check, dan Action

Konsep tersebut lebih dikenal sebagai siklus PDCA yang digagas oleh Walter Shewhart dan lantas dikembangkan oleh Wiliam Edwards Deming. 

Siklus PDCA ini merupakan dasar pijakan untuk mengelola suatu proses sehingga berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Di dalam PDCA, Plan menempati urutan pertama dan merupakan landasan awal untuk memulai suatu "perjalanan". 

Segala hal yang berkaitan dengan upaya pencapaian tujuan atau perbaikan terus-menerus (Continuous Improvement) akan selalu dimulai dengan tahap ini. Tahap merencanakan baru kemudian hal itu akan bisa dieksekusi, dievaluasi, hingga kemudian dibuatkan tindakan perbaikan.

Tanpa adanya rencana awal, maka tahapan-tahapan selanjutnya tidak akan bisa dikerjakan dengan sebagaimana mestinya. 

Hal tersebut sekaligus merupakan indikasi bahwa ketika tahapan awal bermasalah, maka tahap selanjutnya pun akan mengalami kondisi serupa. Sama-sama bermasalah sehingga baik buruknya hasil akhir akan sangat ditentukan oleh baik buruknya Plan yang dibuat pada awalnya.

Prinsip "Lean" dan Produktivitas

Dunia bisnis tentunya sudah cukup familiar dengan konsep lean sebagai salah satu metode yang dimaksudkan untuk mengerek produktivitas. 

Produktivitas merupakan salah satu pilar penting yang cukup menentukan kondisi bisnis apakah menjadi sesuatu yang menguntungkan atau sebaliknya. Sehingga dengan penerapan metode tersebut, diharapkan akan mampu mendeteksi untuk kemudian menghilangkan hal-hal yang mengganggu produktivitas tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline