Even besar sepak bola dunia sudah bergulir beberapa hari ini. Tim-tim besar dari benua biru kembali saling berhadapan pada gelaran akbar Euro 2020, yang mundur dari jadwal aslinya satu tahun lebih lambat akibat pandemi Covid-19.
Akan tetapi hal itu tidak menghilangkan antusiasme penggemar untuk menikmati aksi memikat bintang-bintang lapangan hijau untuk skill membawa nama negaranya masing-masing.
Nama-nama beken seperti Cristiano Ronaldo, Kilian Mbappe, Robert Lewandowski, Manuel Neurer, dan beberapa nama populer lain masih menjadi bagian dari ajang akbar 4 tahunan tersebut.
Yang sekaligus menjadi jaminan bahwa Euro 2020 kali ini akan tetap berlangsung menarik. Bahkan lebih menarik dari gelaran liga sepak bola satu tahun terakhir yang mana hampir semuanya dilangsungkan tanpa kehadiran penonton di tribun stadion.
Pandemi Covid-19 memang menuntut diterapkannya protokol kesehatan yang ketat termasuk dalam hal kehadiran penonton selaku pemanas tensi pertandingan. Namun, para pecinta bola sepertinya patut bersyukur karena UEFA telah mengizinkan kehadiran suporter ke dalam stadion.
Meskipun masih belum dalam kapasitas maksimalnya, paling tidak hal itu sudah cukup untuk mengusir sunyi yang selama satu tahun terakhir menjadi pengiring setia para pemain yang berlaga di lapangan.
Para pemain yang berhasil mencetak gol tidak perlu lagi berselebrasi di hadapan bangku kosong stadion. Kini mereka sudah kembali bisa mendengar teriakan histeris suporter yang terpana, emosi, atau takjub dengan pertunjukan yang ditampilkan oleh para seniman lapangan hijau.
Dan hal ini sekaligus menjadi kesempatan berharga yang sangat sayang untuk dilewatkan oleh para penikmat bola di seluruh dunia. Termasuk kita warga Indonesia yang memang terkenal memiliki antusiasme tinggi jika berurusan dengan pertandingan sepak bola.
Pertandingan Bola Vs Tanggung Jawab Kerja
Kegiatan nonton bareng (nobar) digelar di berbagai tempat untuk menyaksikan laga-laga besar tim kesayangan. Waktu pertandingan yang larut malam hingga dini hari tidak menyurutkan keinginan banyak orang untuk melawan rasa kantuk demi melihat tim idolanya berlaga.
Meski tidak bisa dipungkiri bahwa langkah serupa sulit untuk diikuti oleh mereka yang memiliki kewajiban untuk bekerja keesokan paginya atau pada saat yang bersamaan dengan pertandingan bola dilangsungkan (kerja shift 2 atau 3).