Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Gagal Diterima Kerja adalah Jalan untuk Mendapatkan Pekerjaan yang Lebih Baik dan...

Diperbarui: 21 April 2021   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kegagalan. Sumber: Kompas.com

Pernah mengalami penolakan atau gagal lulus seleksi kerja? Apa yang kalian rasakan tatkala mengalami situasi semacam itu? Apalagi jika yang menolak kita adalah tempat kerja yang sudah sejak lama kita damba-dambakan. 

Tentunya sangat tidak menyenangkan saat sesuatu yang kita inginkan mengabaikan dan menjauh dari kita. Seakan-akan dunia runtuh dan tidak memiliki harapan samasekali. Sakitnya mungkin seperti  mendapatkan penolakan dari sang pujaan hati tatkala mengutarakan perasaan.

Jauh-jauh hari mempersiapkan segala hal demi memastikan agar cita-cita pekerjaan bisa tertuntaskan. Segala informasi perihal cara, tips dan trik lulus kerja, bahkan sampai dibela-belain menempuh perjalanan jauh untuk memperjuangkan sesuatu yang dituju. Namun apadaya realitas ternyata tidak seindah angan-angan. Kegagalan menjadi jembatan penghalang yang memisahkan seseorang dengan impian.

Tapi apakah kegagalan berarti akhir dari segalanya? Atau sebaliknya hal itu menjadi awal dari semua kemungkinan lain yang bisa jadi jauh lebih baik. Ditolak saat melamar kerja oleh suatu perusahaan sebenarnya bukanlah alasan untuk menyerah dan berputus asa. Kita mungkin mengira apa yang kita inginkan adalah yang terbaik. Padahal mungkin saja ada sesuatu lain yang lebih baik daripada hal itu.

Kita hanya memiliki prasangka penuh keterbatasan bahwa apa yang kita harapkan adalah yang terbaik dari segalanya. Sementara keterbatasan yang kita miliki itu sangatlah mungkin menjadi penghalang atas raihan lain yang nilai kebaikannya berlipat ganda.

"Gagal diterima kerja mungkin bagi sebagian orang dianggap sebagai konsekuensi atas ketidakmampuan diri. Padahal kegagalan juga memiliki maksud lain bahwa hal itu merupakan bagian dari cara-Nya untuk mengarahkan seseorang menuju takdirnya yang terbaik."

Ilustrasi kegagalan: koinworks.com

Beberapa tahun lalu saya pernah ingin sekali diterima di suatu perusahaan ternama. Mengingat prestisenya, popularitas perusahaannya, dan mungkin besaran gajinya. Saat ternyata penolakan itu menghampiri saya kala itu sepertinya diri ini adalah pecundang yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ingin marah tapi tidak tahu harus kepada siapa. 

Hanya bisa pasrah dan berdamai dengan keadaan. Menerima realitas dan berpikir positif pasti ada pekerjaan yang lebih baik, lebih pantas, dan lebih tepat menunggu didepan.

Persoalannya mungkin tidak semudah itu untuk melupakan kegagalan yang sudah menghampiri. Terkadang hal itu akan terus membuat kita terngiang dan terbayang-bayang akan kegagalan yang lain. 

Membuat pikiran tersandera bahwa sejatinya Sang Pencipta telah memiliki skenario-Nya yang terbaik. Sebuah Maha Skenario yang menjadi landasan cerita kehidupan kita sepanjang hayat.

Satu hal yang patut diingat bahwa apa yang digariskan oleh-Nya pasti itu yang terbaik. Tugas kita hanyalah untuk menaruh kerelaan hati menjalani itu semua, menerima fakta dan realitas yang sudah terjadi pada waktu yang lalu.

Beberapa tahun kemudian saya menyadari bahwa ternyata kegagalan yang terjadi kala itu merupakan cara untuk "menggiring" saya menuju pekerjaan lain yang memungkinkan saya bertemu dengan pasangan hidup dan menemukan passion pekerjaan yang lebih sesuai. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline