Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Industrial Profiling Writer; Planmaker; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Bom Waktu Mutasi Kerja dan Implementasi Prinsip "The Right Man in The Right Place"

Diperbarui: 5 Februari 2021   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar : www.alamy.com

Ada sebuah fenomena menarik yang terjadi di lingkungan kerja khususnya dari orang-orang yang memutuskan untuk resign dari pekerjaannya. 

Beberapa orang yang pernah saya jumpai di pekerjaan termasuk beberapa di antaranya adalah kerabat dekat memiliki kemiripan situasi sebelum akhirnya memutuskan untuk cabut dari pekerjaan yang mereka geluti. 

Kemiripan situasi tersebut adalah sama-sama mengalami proses mutasi kerja dari posisi pekerjaan lama ke posisi pekerjaan yang baru.

Seorang kerabat pernah berkeluh kesah perihal kondisi yang ia alami di pekerjaan lamanya. Kala itu ia menjadi bagian dari tim personalia di salah satu perusahaan ternama selama kurang lebih delapan tahun. 

Ketika belakangan ada pergantian manajer divisi pasca manajer sebelumnya memutuskan hengkang, situasi di divisi tempat kerabat saya bekerja itu seperti mengalami banyak perubahan. 

Salah satunya yaitu keluarnya keputusan memutasi beberapa karyawan divisi personalia ke beberapa divisi yang lain. Alasannya karena divisi personalia tengah kelebihan anggota sehingga mesti dirampingkan. 

Tapi hal itu ibarat sebuah mimpi buruk bagi kerabat saya yang merasakan ketidaknyamanan atas pekerjaan di divisi baru, di mana dirinya dimutasi. 

Ia seperti mengalami tekanan batin menjalani pekerjaan yang berbeda dengan passion-nya hingga tidak lama berselang ia pun akhirnya memutuskan untuk mengajukan resign kerja.

"Seorang pekerja akan menemukan performa terbaiknya apabila berada di habitat pekerjaan yang tepat. Sebaliknya mareka yang tidak mengalami kecocokan dengan posisi baru justru akan berakhir pilu. Tidak setiap orang tahu apa yang diinginkan oleh orang lain, sehingga menjadi penting untuk saling berbicara hati ke hati dan menemukan solusi sebelum keputusan mutasi itu dieksekusi."

Pernah ada juga seorang teman dari bagian produksi yang kemudian dimutasikan oleh atasannya untuk menjadi bagian dari tim perencana produksi. Latar belakangnya sebagai sarjana teknik kimia sebenarnya telah mendapatkan "habitat" kerja yang pas di bagian lamanya. 

Namun posisi baru di mana ia dimutasikan dirasakan olehnya sebagai suatu "pengekangan" yang membatasi ruang geraknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline