Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Terkait Karier Pekerjaan, Lulusan SMA Bisa Lebih Baik dari Sarjana?

Diperbarui: 19 Januari 2021   08:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi anak-anak sekolah | Sumber gambar : www.karirpad.com

Hampir sebagian besar korporasi bisnis memasang persyaratan untuk kandidat calon karyawannya dengan kualifikasi tertentu menyangkut standar minimal pendidikan. Dari kebanyakan yang beredar informasi mengenai lowongan pekerja hampir selalu mensyaratkan kualifikasi minimal sarjana atau lulusan S1 untuk menempati sebagian posisi menyangkut aspek manajerial perusahaan. 

Sementara untuk pekerjaan di luar tataran tersebut semisal office boy, operator produksi, packer, hingga helper produksi umumnya mempersyaratkan kualifikasi pendidikan yang lebih rendah. Umumnya sekitar lulusan SMA. Tapi tidak menutup kemungkinan di beberapa perusahaan tertentu ada posisi operator yang mengharuskan calon pekerjanya memiliki kualifikasi minimal Diploma 3 (D3). 

Syukur-syukur bagi perusahaan apabila ada pekerjanya berkualifikasi sarjana tapi bersedia ditempatkan untuk pos-pos yang sebenarnya cukup berkualifikasi SMA. 

Tapi hampir tidak pernah ada pekerja lulusan SMA yang mendapatkan posisi strategis pekerjaan khususnya untuk level staff ke atas. Kalaupun ada umumnya mereka sudah bekerja cukup lama dan diberikan promosi jabatan oleh atasannya. Dan itu pun biasanya masih ada persyaratan lain dimana yang bersangkutan harus melanjutkan serta menuntaskan pendidikan kuliah terlebih dahulu.

 "Ijazah memang masih menjadi primadona dalam menentukan penempatan pekerja. Tapi latar belakang pendidikan hanya penentu garis start awal, bukan penentu seberapa hebat mereka mencapai garis finish. Seorang lulusan SMA sekalipun juga memiliki kesempatan tidak kalah besar untuk mencapai sesuatu yang luar biasa dalam pekerjaannya."

Level pendidikan sejauh ini memang masih menjadi acuan utama beberapa korporasi untuk menyeleksi calon pekerjanya. Pendidikan tinggi berarti jabatan tinggi, pendidikan rendah berarti jabatan rendah. 

Dikotomi seperti itu sudah menjadi sesuatu yang lumrah mesti tidak bisa dipungkiri bahwa tidak ada jaminan mereka berlatar pendidikan lebih rendah belum tentu tidak lebih baik daripada mereka yang berlatar pendidikan lebih tinggi. 

Seorang pekerja lulusan SMA bisa saja membuat prestasi yang jauh lebih luar biasa ketimbang pekerja lain yang memulai kariernya dengan ijazah sarjana. Sudah cukup banyak kisah perjalanan hebat para lulusan SMA yang berhasil meniti karier hingga puncak. 

Melampaui rekan kerjanya yang lain dengan bekal pendidikan awal lebih tinggi. Bahkan di antara mereka sampai ada yang mendapatkan "beasiswa" dari bos pemilik perusahaan karena dinilai berprestasi. Sehingga meskipun start awal mereka kalah tapi dalam perjalanan selanjutnya mereka justru berhasil memimpin.

Pekerja berlatar lulusan SMA memang cenderung mendapatkan kesempatan kerja dengan posisi level bawah dan potensi gaji yang bisa juga lebih rendah daripada mereka yang berlatar sarjana. 

Akan tetapi orang-orang ini ternyata juga memiliki sisi keunggulan yang mungkin tidak atau belum dimiliki oleh sesama pekerja dengan titel sarjana. Berikut ini adalah sisi keunggulan pekerja berlatar SMA tersebut, khususnya jika dibandingkan mereka yang berpendidikan sarjana.

1. Tidak bersembunyi dibalik label almamater

Para pekerja berlatar SMA biasanya jarang membicarakan latar belakang pendidikannya saat mengemban tugas menyelesaikan "misi" di tempat kerja. Mereka lebih mudah dilihat sebagai orang-orang berpendidikan "umum" sehingga kesan memamerkan almamater menjadi lebih kecil kemungkinan terjadinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline