Ketika menyebut nama Harun Yahya pikiran saya langsung menerawang jauh kebelakang menuju masa-masa saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya yang terkait dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diantaranya ilmu Biologi. Saat mempelajari keunikan makhluk hidup dengan segala keunikan yang menyertainya maka satu hal yang paling getol dinarasikan dalam video-video Harun Yahya kala itu adalah mengenai bantahan terhadap teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.
Keajaiban alam semesta ini bukanlah sesuatu yang tercipta melalui peristiwa yang kebetulan. Pastilah ada Dzat Maha Cerdas yang telah mengkreasi itu semua. Apa yang disampaikan oleh Harun Yahya waktu itu menurut saya dan mungkin semua teman satu kelas termasuk guru-guru pengajar terbilang sangat meyakinkan. Sepertinya kami semua sepakat menganggukkan kepala pada setiap narasi yang dijabarkan oleh Harun Yahya. Bahkan saya pribadi mengira kalau sosok Harun Yahya waktu itu pastilah seorang ilmuwan cerdas sekaligus memiliki pemahaman luas mengenai banyak hal.
"Harun Yahya pernah menjadi sebuah fenomena yang luar biasa sekaligus menjadi bagian dari nostalgia masa SMA. Siapa sangka sosok yang dianggap luar biasa itu ternyata memiliki sisi kelam yang membuatnya sampai harus dijatuhi vonis hukuman bui 1.075 tahun."
Bertahun-tahun berlalu tepatnya tahun 2018 lalu saya cukup terkaget-kaget ketika mendapati informasi bahwa sosok Harun Yahya yang "luar biasa" itu ditangkap oleh pihak berwajib di Turki atas berbagai tuduhan mulai dari pelecehan seksual, spionase, perbudakan, pencucian otak, dan lain sebagainya. Saya tidak menyangka bahwa Harun Yahya itu bukanlah nama asli seseorang yang memiliki pengetahuan luar biasa mengenai ilmu alam. Yang bersangkutan ternyata memiliki nama asli Adnan Oktar dengan latar belakang kejahatan yang bisa dibilang sangat memalukan.
Baru-baru ini pengadilan di Turki menjatuhkan vonis langka atas tuduhan kejahatan yang dilakukan oleh Adnan Oktar alias Harun Yahya ini. Vonis hukuman bui selama 1.075 tahun rasa-rasanya sudah bisa merepresentasikan betapa parahnya tingkat kejahatan seorang Adnan Oktar.
Saya kita tidak sedikit publik dunia yang kaget melihat realitas dari Adnan Oktar. Pesona yang ia sajikan melalui narasi video ilmiah memang begitu membius penikmatnya. Namun siapa sangka narasi luar biasa itu justru dibangun diatas tumpukan kejahatan besar yang merepresentasikan seorang maniak sekaligus psikopat.
Bagaimana bisa seseorang yang begitu mempesona dengan presentasi materi ilmiah dibumbui penjelasan keagamaan ternyata justru melakukan tindak kejahatan yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama? Adnan Oktar telah menciptakan sebuah kamuflase identitas dirinya dimana satu sisi ia menampilkan sosok diri yang begitu berilmu dan meyakini kebesaran Sang Pencipta, tapi disisi lain ia justru menjadikan kekaguman publik itu sebagai media menyalurkan hasrat tidak normalnya sebagai seorang manusia.
Diakui atau tidak video-video Harun Yahya memang sangat membekas pada generasi sekolahan seperti saya. Terkadang saya masih berharap bahwa Harun Yahya yang memberikan wawasan ilmiah itu bukanlah orang yang tengah menjadi pesakitan saat ini. Potret Adnan Oktar sungguh sangat berbeda jauh dengan gambaran kebanyakan orang mengenai sosok Harun Yahya itu. Harun Yahya yang merupakan bagian dari nostalgia masa SMA tanpa disangka-sangka justru menyajikan sisi lain cerita yang sulit untuk digambarkan dengan kata-kata.
Sebagai sebuah mata pelajaran yang cukup menarik dipelajari waktu itu, IPA terasa memikat salah satunya karena ditambahi bumbu ajar berupa video tentang alam semesta yang disajikan oleh Harun Yahya. Meski pada akhirnya Harun Yahya tidak sesuai harapan kita semua tapi saya cukup senang pernah menikmati sebuah periode pendidikan dengan narasi yang memikat ketakjuban waktu itu.
Salam hangat,
Agil S Habib