Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Kedahsyatan "If" yang Mengubah Zaman

Diperbarui: 5 Januari 2021   11:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar : www.bernardmarr.com

Seolah baru beberapa waktu lalu layar televisi menjadi satu-satunya pusat hiburan dan informasi publik untuk melihat berbagai fenomena ataupun peristiwa yang terjadi nun jauh di sana. Namun dalam sekejap semua seperti berubah begitu saja. 

Meskipun masih menjadi primadona sebagian masyarakat, televisi lambat laun semakin ditinggalkan. Khususnya oleh para generasi baru yang lebih nyaman dengan memperhatikan layar gawai mereka. 

Berita-berita yang dulu terlihat begitu nyaman dinikmati melalui lembaran koran atau surat kabar kini pun semakin dirasa kurang praktis. Lebih enak membaca berita terbaru melalui laman media sosial, situs portal berita, dan sejenisnya. Hal ini merupakan sebagian kecil dari potret bergesernya arus zaman di mana semua didesain serba lebih praktis, lebih mudah, lebih efisien, dan seterusnya.

"Kompeksitas era digital yang menjadi bagian hidup kita saat ini bisa jadi sebenarnya terbentuk oleh sesuatu yang sangat sederhana namun terangkai dan terkolaborasi satu sama lain. Bahkan zaman pun bisa berubah drastis oleh karena fungsi 'if' yang menjadi pondasi penyusunnya."

Dulu kita melihat seseorang memiliki handphone saja terasa luar biasa. Kini, bahkan seorang balita pun bisa saja memilikinya. Kita bisa melihat perkembangan yang sangat luar biasa di bidang teknologi informasi selama kurun waktu beberapa tahun terakhir. 

Profesor Rhenald Kasali mengatakan bahwa saat ini merupakan salah satu masa perubahan zaman terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah. Seolah-olah terjadi lompatan luar biasa dari zaman analog menuju zaman digital. 

Kita bisa melihat betapa besarnya eksistensi digitalisasi khususnya selama periode pandemi seperti sekarang. Mereka yang menjadikan teknologi digital sebagai komandan terlihat lebih nyaman menjalani periode sulit seperti sekarang. 

Para pelaku bisnis digital disebut-sebut menikmati "kue" keuntungan yang sangat luar biasa sementara pelaku bisnis lainnya tengah kembang kempis mempertahankan eksistensi dirinya masing-masing.

Pilar-pilar teknologi digital seperti big data, artificial intelligence, cloud computing, internet of thing, app, dan sebagainya benar-benar menunjukkan tajinya dengan sangat luar biasa. Mereka yang menyadari zaman telah bergeser lantas berbondong-bondong mentransformasi dirinya sendiri. 

Mereka menyadari bahwa pilihannya hanyalah berubah atau mati. Dalam hal ini opsi perubahan itu adalah dengan mengedepankan pilar-pilar teknologi digital sebagai penyangga sekaligus penopang utama. 

Sepertinya kita tengah melihat sebuah era baru yang lebih canggih, lebih kompleks, dan lebih modern daripada era terdahulu yang pernah kita lalui. 

Padahal jika ditilik lebih jauh sebenarnya kecanggihan teknologi digital yang kita saksikan sekarang ini "hanya" dibentuk oleh sekumpulan fungsi "If" yang terkoneksi dan terintegrasi satu sama lain sehingga membentuk jalinan yang sistematis, kompleks, serta tersruktur rapi. Hasil akhirnya adalah sistem tata kelola baru yang termanifestasi ke dalam pilar-pilar teknologi digital tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline