"Budaya malu dan menjunjung tinggi etika adalah identitas penting yang sekaligus dibanggakan bangsa kita sedari dulu. Namun sepertinya hal itu belakangan semakin memudar seiring ketidakberdayaan kita menangkal pemikiran liar yang masuk dari segala penjuru. Begitu banyak fenomena tidak normal yang seharusnya membuat kita tersadar bahwa ada yang salah dengan semua ini."
Beberapa waktu lalu ada sebuah transaksi "aneh" yang terjadi di mana salah seorang artis wanita dengan bangga menjual bekas pakaian dalamnya (underwear) kepada publik dengan harga yang terbilang cukup konyol.
Seorang artis berprofesi DJ dengan inisial DC melakukan "lelang" baju dalam bekasnya dengan nominal cukup fantastis senilai kurang lebih 50 juta rupiah.
Tanpa tedeng aling-aling hal itu ia publikasikan melalui instagram pribadinya sehingga bisa disaksikan oleh jutaan pengguna media sosial. Dan luar biasanya baju dalam bekas tersebut laku oleh seorang pembeli pria. Entah karena sebuah fantasi atau motivasi macam apa sehingga seseorang rela membeli barang semacam itu dengan harga yang sebetulnya bisa dipergunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.
Apabila yang diperjualbelikan di sini adalah pakaian bekas dalam rupa baju, celana, ada jenis pakaian lain yang layak untuk "dipertontonkan" maka sepertinya hal itu lebih logis untuk dilakukan.
Namun untuk pakaian dalam bekas pakai? Rasanya-rasanya kurang etis melakukan jual beli barang semacam ini. Lebih tidak etis lagi adalah tatkala transaksi terjadi antara pria yang membeli underwear bekas milik wanita.
Sepertinya motivasi yang paling mendasari hal ini lebih kepada sensasi. Jikalau artis sang penjual underwear bekas beralasan bahwa tidak berpenghasilan selama 7 bulan sebagai alasannya menjual "barang pribadi" yang dimilikinya, maka sebenarnya ia memiliki pilihan untuk menjual jenis pakaiannya yang lain seperti misalnya baju saat manggung, atau beberapa barang berharga lainnya.
Terlebih ada informasi yang mengatakan bahwa underwear yang dijual itu dalam kondisi bekas terpakai alias belum dicuci. Katanya biar lebih "alami". Tapi apakah jual beli macam ini pantas dilakukan?
Tidakkah ini membuat kita semakin khawatir dengan aktivitas penuh keanehan yang dilakukan orang-orang di zaman ini? Kita yang katanya memiliki adat ketimuran ternyata mempertontonkan perilaku yang terbilang vulgar seperti itu. Jual beli pakaian bekas memang wajar dilakukan.
Akan tetapi jika kasusnya seperti yang terjadi pada artis yang menjual underwear bekas pakai miliknya itu justru lebih terkesan menjual fantasi kepada orang lain.
Kalau boleh dibilang antara penjual dan pembelinya sama-sama menunjukkan perilaku jual beli yang "menodai" kegiatan jual beli itu sendiri. Si pembeli memang berhak membeli apa saja dengan begitu banyaknya uang yang dimilikinya. Tapi ketika itu dilakukan untuk membeli underwear bekas pakai milik artis? Sulit rasanya berkata-kata untuk menjelaskannya. Fenomena macam apa sebenarnya yang tengah terjadi pada sekelompok orang di negeri ini?