"Pentingnya sebuah rencana adalah agar kondisi insidental seperti sesuatu yang mendadak dan mendesak bisa dihindari. Seorang anak buah bisa jadi memburu waktu sang atasan untuk menuntaskan sebuah pekerjaan pun demikian juga sebaliknya.
Pastinya hal itu akan menciptakan suasana yang kurang nyaman dalam bekerja, menggangu ritme dalam bekerja, dan memecah konsentrasi atas suatu persoalan. Sehingga sebisa mungkin dihindari satu sama lain."
Seorang bos biasanya tidak senang ketika diburu waktu oleh anak buahnya perihal menuntaskan sebuah urusan tertentu.
Misalnya ketika ada anak buah yang meminta tanda tangan proposal kepadanya atau suatu approval yang sifatnya mendesak maka respon yang pertama kali terucap biasanya adalah, "Kok mendadak." atau mungkin pernyataan lanjutan, "Saya tidak suka ya kalau diburu-buru seperti ini. Seharusnya hal ini sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari.".
Respon seperti itu sebenarnya wajar dilakukan mengingat seorang atasan pastinya memegang tampuk tanggung jawab tertinggi apabila di balik approval yang diberikannya itu di kemudian hari memunculkan suatu akibat yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu seorang atasan tentunya membutuhkan waktu lebih untuk menganalisis, mempertimbangkan risiko, atau melakukan kalkulasi atas beberapa hal yang menyangkut semua kewenangannya.
Belum lagi tidak hanya satu hal yang menuntut atensinya. Sehingga ketika ia diburu waktu untuk memberikan persetujuan ini dan itu tentu saja ada rasa tidak senang karenanya.
Barangkali keterburuan pekerjaan yang dialamatkan kepada seorang atasan oleh anak buahnya bisa terjadi dalam beberapa jenis pekerjaan seperti progres kenaikan gaji, status pekerjaan, approval, dan lain sebagainya.
Namun yang sepertinya berpotensi sering terjadi adalah menyangkut kebutuhan atas persetujuan sang atasan mengenai beberapa hal seperti surat izin, persetujuan proposal, atau konfirmasi beberapa pekerjaan tertentu.
Semakin mendadak dan mendesak kebutuhan atas suatu persetujuan seorang atasan, hal itu biasanya menjadi pemicu ketidaknyamanan si bos terhadap cara kerja anak buahnya.
Lantas bagaimana jika situasi sebaliknya terjadi? Yaitu ketika ada seorang atasan yang memburu-buru anak buahnya untuk bergegas menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu?