Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Sambil Kerja Lanjut Kuliah, Sebaiknya Ambil Jurusan Apa?

Diperbarui: 14 Oktober 2020   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar : www.thoughtco.com / portishead1/Getty Images

"Jika kita sudah memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ditengah kesibukan dalam bekerja, maka pilihlah bidang yang membuat hati kita ceria dan terus merindukan hari-hari baru menjalani masa pendidikan itu dengan segala kekhasannya. Pendidikan kuliah sembari kerja bukanlah kegiatan sederhana yang asal mendaftar dan berakhir dengan sebuah ijazah semata, melainkan sebuah pilihan tentang bagaimana menempa diri menjadi sesuatu yang lebih baik di masa depan."

Dia kini adalah seorang pengacara yang pekerjaannya menuntaskan urusan hukum di beberapa kota di Indonesia. Meskipun tergolong baru dalam menjalani profesinya tersebut, JS (inisial namanya) sepertinya merupakan sosok yang cukup bisa diandalkan. Hal ini terlihat dari hilir mudiknya ia kesana kemari untuk menyelesaikan masalah hukum yang diembannya. Apalagi menilik latar belakang profesi JS sebelum akhirnya terjun di pekerjaannya sekarang. 

Dulunya JS bekerja di satu perusahaan yang sama dengan diri saya yang mana waktu itu dirinya berstatus sebagai operator gudang (warehouse). Pekerjaan sehari-harinya adalah sebagai checker gudang serta menjadi sopir forklif atau beberapa kendaraan penunjang operasional gudang yang lainnya. Bekerja 7 hari seminggu dan hanya libur waktu-waktu tertentu saja. 

Tapi untungnya JS termasuk dalam kategori karyawan non shift sehingga tidak mengharuskannya berpindah-pindah jam kerja. JS secara rutin masuk kerja jam 7 pagi dan pulang pukul 4 sore. 

Dengan jam kerja seperti itu JS benar-benar memberdayakan waktu senggang sepulang kerja untuk mengasah diirinya dengan menjalani pendidikan kuliah di salah satu universitas swasta mengambil jurusan hukum. Jurusan yang bisa dibilang hampir tidak ada kaitannya sama sekali dengan profesinya sebagai operator warehouse sebuah industri manufaktur.

JS bukanlah satu-satunya seseorang berstatus karyawan yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan. Akan tetapi JS adalah satu dari sebagian kecil karyawan yang berani menempuh pendidikan perkuliahan "melenceng" dari bidang pekerjaannya. Karena pada umumnya seorang pekerja yang melanjutkan kuliah akan mengambil jurusan-jurusan yang memiliki korelasi erat dengan pekerjaannya saat ini. 

Tujuannya tentu untuk memberikan peluang kemajuan karir yang lebih baik tanpa harus memulainya lagi dari awal. Sehingga tidak mengherankan ketika ada cukup banyak pekerja industri yang awalnya hanya tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang setara dengannya memilih melanjutkan kuliah pada jurusan permesinan, industri, elektronika, kimia, hukum, dan lain-lain asalkan memiliki keterkaitan yang cukup besar dengan pekerjaan yang dijalani sekarang. 

Beberapa kali saya menjumpai rekan kerja analis yang lantas melanjutkan jenjang pendidikan di jurusan teknik kimia, atau teknisi pabrik yang memilih berkuliah di jurusan teknik elektro, atau  petugas security pabrik yang lantas mengambil kuliah jurusan hukum, serta masih banyak lagi yang lainnya. Selama ada peluang latar belakang edukasi penunjang yang selaras dengan profesi maka hal itu berpotensi menjadi pintu masuk kemajuan karir bagi sang pekerja pada masa yang akan datang.

Lantas apakah salah ketika seorang pekerja mengambil jurusan perkuliahan yang samasekali berbeda? Tentu tidak. JS adalah contoh dalam hal ini. berprofesi sebagai tenaga warehouse tapi menempuh kuliah bidang hukum. 

Setelah lulus kuliah JS pun memutuskan resign dari pekerjaan yang selama ini menopang hidup dan juga pendidikannya untuk kemudian mengawali karir baru sebagai profesional bidang hukum. Menjadi pengacara yang bekerja di sebuah firma hukum sesuai cita-citanya terdahulu. 

Selain JS saya pun pernah mendapati seorang rekan kerja yang bahkan kini sudah menduduki kursi Factory Manager (FM). Menamatkan kuliah Diploma 3 jurusan permesinan dan menjalani karir di industru sebagai teknisi hingga beberapa jabatan lain dan berhasil menapaki karir yang terus membaik dari waktu ke waktu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline