Bagi generasi 90-an Hari Minggu merupakan momen paling ditunggu-tunggu kehadirannya. Salah satu yang paling dinantikan adalah kehadiran film-film kartun favorit di layar kaca televisi. Seorang anak bisa betah berlama-lama menikmati beragam film kartun yang seru, lucu, dan menarik.
Salah satu yang paling tengiang dalam ingatan adalah kartun kucing robot dari negeri sakura yang memiliki kantong ajai, Doraemon. Menyaksikan kartun ini membuat anak-anak 90-an sangat terhibur.
Kisah persahabatan antara Nobita, Suneo, Suzuka, Gian, dan tentunya Doraemon menghadirkan cerita yang tidak membosankan untuk dilihat.
Alat-alat ajaib apa yang akan dihadirkan Doraemon melalui kantong ajaibnya seakan mengasah keterampilan kita berimajinasi secara liar. Melihat bahwa ada begitu banyak hal-hal hebat yang bisa terjadi diluar ekspektasi kita.
Singkat kata, Doraemon adalah salah satu karakter anime legendaris yang sangat familiar dalam benak kenangan anak-anak Indonesia terutama generasi 90-an.
Doraemon yang lucu itu memiliki satu ciri khas lain yaitu dari suaranya. Terkesan dewasa tapi tidak terdengar tua. Justru memunculkan kesan lucu dan selaras dengan kepribadiannya yang lucu dan baik hati.
Saat Doraemon mengatakan tentang "Baling-baling Bambu", atau "Pintu Kemana Saja", maka kita akan merasakan betapa khasnya suara Doraemon itu.
Ada "percikan" suara manja dari intonasi yang dilafalkannya. Sehingga kekhasan suara itu seperti menciptakan kesan tersendiri bagai anak-anak Indonesia tentang suara Doraemon itu sendiri.
Apabila Doraemon ditayangkan dengan bahasa aslinya dari Jepang sana, mungkin kesan yang tercipta terhadap karakter ini akan sangat jauh berbeda dengan sekarang. Doraemon sudah memiliki label suara tersendiri di benak anak-anak Indonesia.
Ibu Nurhasanah yang sejah tahun 1993 sampai tahun 2008 menjadi pengisi suara dari karakter Doraemon ini sudah sangat berhasil menancapkan image kucing robot masa depan di benak anak-anak Indonesia.
Suara beliau yang ditampilkan dalam karakter ini benar-benar khas dan sukar untuk digantikan. Sehingga setiap kali menyebut Doraemon maka Nurhasanah akan melekat didalamnya.