Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

TVRI Setop Tayangan EPL, Diganti Liga Super China?

Diperbarui: 18 Juni 2020   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siaran Liga Inggris TVRI | Sumber gambar : ceknricek.com

Liga-liga besar sepakbola eropa beberapa waktu terakhir sudah kembali bergulir pasca "jeda" kompetisi akibat pandemi virus corona COVID-19. Liga Jerman mengawali periode new normal sepakbola pada pertengahan Mei 2020 lalu, dan bahkan kini kompetisi sepakbola kasta teratas liga tersebut sudah mengukuhkan Bayern Muenchen sebagai juaranya untuk kedelapan kalinya secara beruntun. Melihat keberanian Liga Jerman untuk melanjutkan musim di tengah pandemi, beberapa liga lain pun turut bergulir. 

Serie A Italia dan La Liga Primera Spanyol turut menyusul sejak akhir pekan lalu. Dan kompetisi liga sepakbola eropa yang disebut-sebut terbaik di dunia, English Premier League (EPL), sebentar lagi juga akan melanjutkan kompetisinya. Sesuatu yang pasti sangat dinanti-nantikan bukan hanya oleh para Liverpudlian yang bersiap menyambut pesta juara timnya pasca puasa gelar sejak tahun 1990, tetapi juga para pecinta bola tanah air karena sebelumnya tayangan Liga Inggris bisa disaksikan secara gratis melalui siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Namun, euforia dimulainya lagi tayangan liga sepakbola dunia khususnya Liga Inggris untuk saat ini harus tertahan mengingat tayangan Liga Inggris tidak akan bisa kita saksikan lagi secara gratis. TVRI selaku pemilik siaran beberapa waktu lalu menyatakan bahwa akan menyetop sementara tayangan Liga Inggris terkait urusan hak siar. 

Direktur Utama (Dirut) TVRI, Imam Brotoseno, yang menggantikan posisi Helmy Yahya mengatakan langsung hal ini. Tentu ini bukan merupakan kabar baik untuk didengar. Bagaimanapun, EPL sendiri sebelumnya sudah memicu polemik tersendiri di internal TVRI yang membuat eks Dirut TVRI, Helmy Yahya, bersitegang dengan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI. Pihak Dewas menyebutkan bahwa siaran liga inggris menyalahi aturan, sedangkan versi Helmy Yahya hal tayangan EPL sudah sepengatahuan pihak Dewas. Polemik itu memanjang hingga berujung pada pemecatan Helmy Yahya dari kursi dirut dan kemudian digantikan oleh Imam Brotoseno.

Liga Inggris atau EPL sebenarnya cukup banyak berperan dalam membangkitkan TVRI dari "mati suri". Televisi milik negara yang terus terkepung zaman itu terus menemui kesulitan untuk mempertahankan eksistensinya. Melalui Liga Inggris, hal itu diharapkan menjadi pintu masuk penonton untuk kembali "menengok" TVRI sehingga kemudian "melirik" program-program lainnya. Seiring dengan menghilangnya tayangan Liga Inggris, mungkinkah pemirsa televisi masih akan bertahan menyaksikan siaran-siaran televisi ini?

Menariknya, pihak Dewas TVRI juga pernah menyebut bahwa siaran Liga Inggris tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Hanya saja pernyataan itu terkesan kontradiktif dengan kebijakan TVRI lainnya untuk menayangkan serial TV China. Memang sebenarnya jalinan kerjasama itu sudah berlangsung sejak lama seiring hubungan diplomatik yang sudah terjadi sejak tahun 1950. 

Bahkan anak-anak 90-an tentu masih ingat dengan film-film seperti Pendekar Rajawali yang dibintangi Andy Law, Once Upon a Time in China (Wong Fei Hung) yang dibintai Jet Li, film-film aksi Jacky Chan, hingga serial Kera Sakti. Kalau dibilang tidak sesuai jati diri bangsa, sebenarnya semua tayangan asal luar negeri itu sangat berbeda dengan jati diri bangsa kita. Kehidupan budaya mereka sangat berbeda dengan kita. Malah masih mendingan sepakbola yang hanya menayangkan aksi menggocek, mengumpan, mencetak gol, atau strategi permainan. 

Hal itu terasa lebih bermanfaat untuk memberi referensi permainan tim-tim sepakbola di Indonesia ketimbang serial asing yang "mengontaminasi" budaya asli bangsa Indonesia. Jika pandangannya hanya karena adanya hubungan diplomatik dengan China sejak lama, bukan tidak mungkin suatu saat nanti Liga Super China yang akan dipilih untuk ditayangkan.

Iman Brotoseno selau Dirut TVRI saat ini memang tidak menutup kemungkinan untuk menayangkan kembali Liga Inggris tahun depan. Karena sebenarnya kontrak yang dijalin TVRI dan Mola TV selaku pemilik hak siar adalah sekitar empat musim. Sekarang baru musim pertama. Seharusnya peluang itu masih ada. 

Semoga memang gegara urusan administrasi saja, dan bukan hal-hal yang terlalu mendasar. Barangkali penikmat Liga Inggris akan kecewa menerima kenyataan ini. Namun akan lebih kecewa lagi apabila TVRI sampai menayangkan Liga Super China yang kebetulan rencananya akan digelar lagi pada akhir Juni 2020 ini.

Salam hangat,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline