"Hari gini masih banjir? Iya, dan demikianlah kenyataannya. Wilayah-wilayah yang berada di sekitar tempat tinggal saya justru mengalami semacam "anomali". Hujan lebat sedikit saja air langsung meluap"
Sejak sekitar 2 tahun terakhir ini saya hampir selalu menyempatkan diri menulis setidaknya satu artikel untuk diterbitkan di laman kompasiana.
Hampir setiap hari, kecuali pada saat tanggal merah saya rehat untuk menuangkan tulisan. Namun kemarin (19/05) saya "terpaksa" harus mengabaikan "komitmen" yang sudah saya bangun beberapa tahun terakhir ini.
Kemarin saya alpha untuk menulis atau mempublikasikan satu "biji" tulisanpun di Kompasiana.
Padahal kemarin bukan tanggal merah atau hari libur khusus. Mengapa? Karena kemarin saya harus membereskan rumah yang berantakan akibat terjangan banjir malam sebelumnya (18/05). Hari gini masih banjir? Iya, dan demikianlah kenyataannya.
Baca juga : Normalisasi Sungai Sebelum Banjir Melanda
Sebenarnya lokasi tempat tinggal saya pada tahun-tahun sebelumnya jarang sekali banjir. Bahkan tahun lalu tidak pernah sekalipun luapan air menggenangi rumah warga.
Paling banter hanya menggenangi jalan raya sehingga sebatas mengganggu laju kendaraan yang melintas. Kondisi hujan juga tidak jauh berbeda dengan sebelum-sebelumnya.
Beberapa kali hujan lebat, tapi air sungai tidak sampai "menginvasi" kami. Saya pribadi merasa ada yang cukup berbeda dengan kondisi tahun ini.
Apa gerangan yang membuat sungai di sekitar perumahan kami demikian "sensitif" dan mudah meluapkan airnya? Daya tampung aliran sungai sebenarnya juga tidak berbeda jauh dengan sebelum-sebelumnya.