Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Didi Kempot Wafat, Hati Sobat Ambyar Tersayat

Diperbarui: 5 Mei 2020   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Didi Kempot | Sumber gambar : www.kompas.com

Dionisius Prasetyo atau yang biasa dikenal dengan Didi Kempot dikabarkan meninggal dunia pagi ini (05/05) di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Menurut keterangan pihak rumah sakit, Didi Kempot masuk ke RS sekitar pukul 07.30 WIB dan dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 07.45 WIB. 

Terkait penyebab wafatnya pelantun lagu "Stasiun Balapan" ini masih menunggu konfirmasi. Menurut kakak kandung almarhum, Didi Kempot sebenarnya tidak memiliki riwayat penyakit apapun. 

Dugaan sang kakak Didi meninggal dunia efek dari kecapekan. Apalagi belakangan ini Lord Didi memang sangat sibuk dengan aktivitas menyanyinya. 

Sebagaimana diketahui, Didi Kempot beberapa waktu terakhir ini karirnya sedang naik daun. Sobat ambyar banyak yang tersihir oleh lagu-lagunya yang "menyayat hati" itu.

Tapi, hari ini sobat ambyar dibuat "loro ati". Sang pujaan telah menghembuskan nafas terkahir dan meninggalkan para penggemar untuk selamanya. Tidak akan ada lagi lantunan lagu-lagu galau ala Lord Didi yang kesohor itu. 

The Godfather of Broken Heart atau Bapak Patah Hati Nasional itu telah berpulang untuk selamanya. Meninggalkan patah hati yang mendalam bagi pecinta campursari tanah air.

Sangat disayangkan memang, ketika beliau baru benar-benar bisa menikmati hasil jerih payahnya justru Sang Pencipta memanggilnya. Didi Kempot meninggal di usia yang ke-53 tahun. Tergolong uzur untuk mencapai puncak popularitas. 

Padahal Didi Kempot sudah memulai karirnya sejak tahun 1984. Selama itu ia "hanya" menjadi musisi kelas "pinggiran" mengingat popularitas campursari yang masih kalah jauh dibandingkan genre musik lainnya. 

Akan tetapi, beberapa waktu terakhir Lord Didi seakan membuat situasi berbalik. Campursari unjuk gigi dan menjadi begitu digemari. Apalagi yang bertema patah hati. 

Orang-orang yang bukan berlatar jawa dan tidak bisa bahasa jawa sekalipun turut tertarik menikmati karya-karyanya. Menembus batas etnis dan budaya. Didi telah menghadirkan sebuah fenomena baru akan musik yang menembus batas.

Didi Kempot boleh dibilang sebuah anomali, menilik latar belakangnya yang tergolong generasi X dan tema musik daerah. Namun justru kaum milenial menggandrungi karya-karyanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline