Jumlah kematian akibat COVID-19 di Italia kemarin (05/04) mungkin masih bisa dibilang cukup tinggi dengan 525 orang meninggal dunia dari total lebih dari 15.000 orang yang menjadi korban keganasan virus ini.
Akan tetapi, jumlah itu merupakan angka kematian terrendah sejak dua minggu terakhir dari sejumlah kematian yang terjadi di negeri pizza itu. Puncak pandemi di Italia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan semenjak pertama kali mengganas di wilayah utara Italia medio Februari lalu.
Hal ini terjadi ditengarai sebagai efek dari pemberlakuan kebijakan lockdown yang dilakukan sejak 9 Maret 2020 hingga sekarang. Lockdown di Italia sendiri sesuai rencana baru akan berakhir tanggal 13 April 2020 ini, namun diperkirakan periode tersebut akan diperpanjang untuk memastikan situasi menjadi lebih kondusif.
Italia menghadapi dilema cukup besar terkait situasi yang mereka alami saat ini. Lockdown memberikan konsekuensi lain yaitu ambruknya perekonomian negara tersebut.
Sedangkan disisi lain mencabut lockdown sama artinya dengan membiarkan semakin banyak nyawa melayang akibat terinfeksi COVID-19. Seiring dengan kabar baik mulai menurunnya masa puncak pandemi, ada harapan beberapa waktu ke depan situasi akan semakin membaik.
Syaratnya, kewaspadaan harus dijaga dan protokol lockdown tetap diikuti secara disiplin oleh masyarakat. Apabila situasi semakin membaik, pemerintah Italia berencana mulai memberlakuan pengurangan pembatasan aktivitas secara bertahap sampai dengan vaksin antivurs ditemukan.
Dalam rencananya ini, pemerintah Italia masih akan tetap mewajibkan warganya menjaga jarak sosial (social distancing atau physical distancing), meminta mereka menggunakan masker dalam setiap aktivitas, serta memperkuat sistem kesehatan di negara tersebut.
Selain itu, pemerintah Italia juga akan memperbanyak area pengujian COVID-19 serta memperluas area pelacakan kontak penderita COVID-19 dengan menggunakan bantuan teknologi. Italia juga akan membuat rumah sakit khusus untuk merawat pasien COVID-19.
Indonesia dan Italia
Italia hingga saat ini memang masih memberlakukan lockdown. Berbeda dengan Indonesia yang menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Itupun hanya diperuntukkan pada daerah-daerah yang menjadi episentrum persebaran kasus ini di Indonesia.
Tidak semuanya. Apabila Italia melanjutkan tren penurunan kurva pendemi di negaranya, sesuai pernyataan pejabat tinggi di negara itu perihal pelonggaran pembatasan sosial maka itu akan menjadikan Italia berstatus layaknya Indonesia. PSBB ala Italia.