Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Menanti Sikap Islam Indonesia Terkait Pelecehan Geert Wilders

Diperbarui: 3 Januari 2020   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontroversi Geert Wilders memicu amarah muslim dunia | Sumber gambar : www.sandiegouniontribune.com

Politikus kontroversial Belanda, Geert Wilders, kembali memicu kekisruhan pasca tindakannya menyelenggarakan kontes karikatur Nabi Muhammad beberapa waktu lalu. Politisi sayap kanan ini memang dikenal sepak terjangnya sebagai sosok yang anti Islam serta seringkali mengumbar kalimat-kalimat yang menyudutkan umat Islam. Lebih dari itu ia tidak segan untuk melecehkan panutan umat Islam dunia yaitu Nabi Muhammad SAW.

Bukan kali ini saja Wilders berbuat demikian. Tahun 2008 lalu ia merupakan sosok yang membidani lahirnya film "Fitna" dengan isinya yang menjelek-jelekkan baginda Nabi. Sontak perbuatannya kala itu membuat murka umat muslim dunia. Ramai-ramai kecaman dialamatkan kepada Wilders terkait aksinya itu.

Namun sepertinya Wilders memang pribadi yang benar-benar membenci Islam secara total. Tahun 2018 ia mengadakan kontes karikatur nabi meski akhirnya ia batalkan seiring kecaman yang bertubi-tubi terhadap dirinya. Terakhir, di akhir tahun 2019 lalu ia mengulang kembali aksinya yang sempat batal pada tahun 2018 lalu.

Wilders merupakan salah seorang pimpinan partai di negeri kincir angin Belanda, Volkspartij voor Vrijheid en Democratie (VVD), yang memiliki jumlah suara cukup besar di parlemen Belanda. Sayangnya kekuasaan yang dimiliki Wilders ini justru ia manfaatkan untuk menebarkan kebencian tentang Islam di negaranya dan juga dunia.

Bagaimanapun juga, apa yang dilakukan oleh Wilders dengan menggelar kontes karikatur nabi merupakan bentuk pelecehan yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Hanya saja, respon publik di tanah air (Indonesia) sepertinya hampir tidak terlihat samasekali biarpun pemberitaan tentang kontes karikatur nabi oleh Geert Wilders ini menyeruak.

Beberapa organisasi kemasyarakatan (ormas) yang biasanya lantang bersuara terkesan "adem ayem". Suara lantang mereka hanya terdengar saat saudara sebangsa mereka sendiri dituding melakukan hal serupa. Padahal aksi Wilders ini jelas-jelas bentuk pelecehan nyata terhadap Islam yang mestinya disikapi secara tegas. Minimal ada pernyataan yang mengecam tindakan Wilders ini.

Indonesia mungkin memang bukan negara Islam. Akan tetapi mayoritas penduduknya beragama Islam, bahkan terbesar di dunia. Seharusnya banyak diantara kita yang tidak rela dengan tindakan politikus negeri Belanda itu. Hanya saja sepertinya kita terlalu sibuk mengurusi hal-hal lain yang lebih viral didalam negeri.

Secara pribadi saya sangat mengecam apa yang dilakukan oleh Wilders dengan gelaran kontes karikatur nabi itu. Saya juga berharap bahwa akan ada sebagian saudara-saudara muslim saya yang turut serta menunjukkan sikapnya. Mungkin Front Pembela Islam (FPI), Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Muhammadiyah, dan segenap ormas Islam lain perlu bersuara.

Yang saya perhatikan kita cenderung "ringan" telinga dan "ringan" mulut untuk membuat laporan kepada polisi terkait penistaan agama saudara sebangsa. Gus Muwafiq adalah sosok terbaru yang dilaporkan ke polisi terkait dugaan tersebut. Lantas mengapa tidak ada sikap serupa terhadap Wilders? Apakah karena dia orang asing dan bukan bagian dari bangsa kita sehingga lantas diabaikan begitu saja?

Jika memang ada kepedulian terhadap hal ini maka setidaknya semua ormas yang membawa nama Islam itu bersatu menyatakan pendapat kepada Presiden Republik Indonesia agar menunjukkan sikap kita sebagai bangsa Indonesia. Kesan yang saya tangkap sejauh ini kita melihat semua baik-baik saja. Mungkinkah memang demikian baiknya sikap yang ditunjukkan? Kita diam dan mengabaikan?

Sebenarnya hati ini gelisah melihat seseorang seperti Wilders bisa dengan enaknya melakukan tindakan melecehkan Islam dan terlebih Nabi Muhammad SAW. Saya memang tidak berdaya dan tidak memiliki kekuatan besar dibalik sikap menentang terhadap Wilders ini. Namun saya percaya bahwa setidaknya ada jiwa-jiwa lain diluar sana yang memiliki pandangan serupa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline