Aplikasi pertukaran pesan atau chatting beberapa tahun terakhir ini sudah menggeser popularitas penggunaan Short Messege Service (SMS). Ketika Yahoo Messenger mengalami puncak popularitas, SMS masih cukup digemari oleh banyak kalangan sebagai sarana bertukar pesan tulisan.
Akan tetapi pasca WhatsApp (WA) "menginvasi", kita seperti beramai-rami meninggalkan penggunaan SMS. Hampir semua orang yang menggunakan smartphone menjadikan WA sebagai alat pertukaran pesan utamanya.
Bahkan bukan hanya pesan tulis, pesan suara ataupun telepon pun kini juga diambil alih oleh WA. Dengan popularitas yang makin besar, akhirnya aplikasi lain yang sejenis semakin banyak bermunculan. Termasuk juga Facebook yang ikut "terkompori" hingga merilis aplikasi Messenger.
Messenger cukup diminati oleh banyak pengguna aplikasi chatting. Mengutip laman kompas.com, Messenger memiliki jumlah pengguna hingga 1.3 miliar. Tidak jauh berbeda dengan WA yang memiliki sekitar 1.5 miliar pengguna dan Instagram sebanyak 1 miliar pengguna. Layanan yang diberikan facebook messenger memang memiliki keterkaitan erat dengan Facebook sebagai "induk"-nya.
Namun pada masa-masa awal perilisan Messenger, untuk menjadi pengguna seseorang cukup mendaftar menggunakan nomor telepon saja. Mirip dengan WA. Namun belakangan pihak Facebook sepertinya meluncurkan kebijakan baru bahwa untuk bisa menggunakan aplikasi Messenger ini seseorang wajib memiliki akun Facebook.
Pihak Facebook menyatakan bahwa hal ini dilakukan sebagai upaya penyederhanaan antara pengguna Facebook dengan pemakai Messenger. Dalam penilaian pihak manajemen, sebagian besar pengguna Messenger adalah pengguna Facebook juga.
Hanya saja kebijakan baru ini seperti tidak disambut baik oleh sebagain orang yang justru merasa terkendala. Bahkan bisa dibilang langkah ini merupakan step lanjutan dari upaya pengintegrasi seluruh layanan jejaring sosial yang dimiliki Facebook seperti Facebook, Instagram, WA, hingga Messenger.
Messenger selaku "anak kandung" Facebook telah menjadi yang pertama disatukan terkait upaya ini. Tidak menutup kemungkinan bahwa WA dan juga instagram akan mengalami nasib serupa.
Bisa jadi beberapa waktu ke depan para pengguna WA dan instagram juga diwajibkan untuk memiliki akun Facebook sebagai syarat untuk menikmati layanan tersebut. Saat ini kita sudah menyaksikan "pertandanya".
Pertama, perubahan logo dan warna logo Facebook yang memiliki keidentikan dengan WA dan Instagram. Kedua, penyematan "From Facebook" pada aplikasi WA dan Instagram. Dan ketiga, pengguna Messenger diwajibkan memiliki akun facebook.
Facebook telah memulai langkah integrasi besar-besaran untuk segenap layanan yang berada dalam naungannya. Jika saat ini sebagian orang ada yang merasa "alergi" terhadap Facebook oleh karena beberapa hal seperti keamanan data pribadi, atau kasus Cambridge Analytica, maka mereka harus "menoleransi" keberadaan Facebook dengan segala kondisinya. Karena bisa jadi sikap "anti" Facebook justru akan berbalik arah dan membuat kita "menelan ludah" karena terhambat saat hendak menggunakan WA dan instagram.