Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Nasihat Pak Ci untuk Stafsus Milenial Presiden

Diperbarui: 28 November 2019   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ciputra, sang legenda Indonesia | Sumber gambar: wartakota.tribunnews.com

Ciputra yang legendaris itu sudah berpulang kehadirat Sang Mahakuasa. Beliau meninggalkan jejak berharga untuk diteladani segenap rakyat negeri ini, termasuk juga untuk para generasi mudanya. 

Dalam sebuah kesempatan semasa hidup, Pak Ci (panggilan yang sering disematkan kepada Ciputra), memberikan sebuah pesan menarik yang bisa diteladani oleh para generasi muda masa kini. Beliau memberikan nasihat yang patut untuk disimak, bahkan termasuk juga oleh para staf khusus (stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berasal dari kalangan muda milenial.

Pak Ci menyatakan ada empat poin penting dalam menyikapi tantangan dan untuk bangkit dari keterpurukan. Pertama, keyakinan terhadap Sang Pencipta bahwa eksistensi kita tidak lebih dari buah kebaikan-Nya kepada hamba-Nya. Kedua, seseorang harus memiliki integritas yang menurut Pak Ci disebut memiliki keidentikan dengan kejujuran. Ketiga, memiliki profesionalisme dan keahlian mumpuni pada bidangnya. Keempat, berjiwa enterpreneurship atau memiliki semangat inovasi dalam menunaikan setiap tugas dan tanggung jawab yang diemban.

Dalam kaitannya dengan para stafsus milenial Presiden Jokowi yang sejak diumumkan cukup mendapatkan cibiran dari beberapa kalangan, nasihat Pak Ci ini kiranya bisa menjadi masukan berharga dalam rangka mengarungi tugas seorang stafsus pada waktu-waktu mendatang. Pak Ci mengajari kita untuk tidak "bermain" kata-kata atau mengumbar retorika dan terlebih bantahan atas keraguan orang lain. Pak Ci hanya memberikan nasihat tentang arti penting pelibatan Dzat Yang Maha Tinggi dalam menyikapi segala situasi dan kondisi. 

Inilah semangat spiritualitas yang memang sangat penting dimiliki oleh kita generasi milenial. Semangat para stafsus presiden yang menyatakan bahwa mereka ingin mengabdi untuk negara pada hakikatnya adalah semangat untuk mengabdi kepada Sang Pencipta. Sedangkan kita tahu bahwa kebaikan seberat inti atom saja dicatat dan diberikan balasan oleh Sang Maha Kuasa. 

Maka dengan niatan tulus pengabdian kepada bangsa, para stafsus milenial ini tidak perlu risau apalagi marah terhadap semua cibiran yang mereka terima. Niatan baik mereka sudah cukup menjadi alasan bagi "malaikat kebaikan" untuk menuliskannya sebagai amal baik yang patut diganjar.

Integritas didalam diri seseorang tidak bisa dibuktikan melalui kata-kata atau unggahan di laman media. Integritas adalah tentang bukti nyata yang disertai niatan tulus dalam pelaksanaannya. Para stafsus milenial diragukan banyak pihak karena mereka berusia sangat muda dan menerima gaji mewah senilai Rp 51 juta sehingga dianggap pemborosan anggaran. 

Sekali lagi, bantahan dengan kata-kata bukanlah cara terbaik untuk menjawab tudingan itu. Mereka harus membuktikan integritasnya melalui kerja nyata dalam ranah mereka sebagai stafsus Presiden. Integritas para stafsus muda ini setidaknya sudah mendapatkan apresiasi Presiden Jokowi seiring kepercayaan posisi stafsus yang diberikan kepada mereka. Tinggal sekarang bagaimana membuktikan kepada publik bahwa mereka memang layak untuk menerima kehormatan itu.

Jika kita mempertanyakan terkait profesionalisme para stafsus milenial seharusnya mereka memiliki hal itu. Rekam jejak mereka sebagai motor penggerak startup bisnis ataupun aktivis organisasi sudah cukup mumpuni untuk mengajari nilai-nilai profesionalisme. Namun apakah profesionalisme itu mampu mereka bawa dalam rangka menjalankan tugas sebagai stafsus? 

Bukan perkara mudah tentunya menjadi stafsus berstatus part time sembari membagi tugas mengurus komunitas yang mereka bangun. Gaji Rp 51 juta per bulan yang diterima stafsus presiden ini tentu harus bisa dipertanggung jawabkan. 

Ketika kelak mereka dihadapkan pada dilema kepentingan organisasi yang mereka dirikan dengan keharusan untuk menunaikan tugas sebagai stafsus maka disitulah profesionalisme yang sesungguhnya diuji. Apakah stafsus milenial ini mampu bekerja dengan sama baiknya ketika menunaikan tugas stafsus ataupun ketika mengurus organisasi yang mereka rintis? Menarik untuk disimak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline