Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Menanti "Master Plan" Zona Ekonomi Luar Angkasa Indonesia

Diperbarui: 7 November 2019   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto utuh Stasiun Luar Angkasa Internasional saat berada di orbit bumi di atas Laut Kaspia.|Sumber: NASA

Dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia yaitu Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok beberapa tahun terakhir ini memang terlibat persaingan langsung yang cukup sengit di bidang perekonomian. 

Istilah "perang dagang" sudah bukan barang asing lagi seiring aksi saling "balas" antar kedua negara dalam berbagai lini bisnis. 

Kedigdayaan ekonomi kedua negara itu seakan-akan menihilkan keberadaan negara lain di kancah dunia.

Seolah-olah kondisi ekonomi dunia saat ini sepenuhnya ditentukan oleh dua negara tersebut. Satu demi satu sektor perekonomian mereka kuasai. Mulai dari industri makanan, persenjataan, hingga urusan luar angkasa pun mereka perebutkan. 

AS adalah "pemain lama" dalam persaingan luar angkasa dengan "pesaing lama"-nya yaitu Uni Soviet. 

Pasca Soviet runtuh, cukup lama bagi AS untuk menemukan kembali "lawan" yang sepadan di bidang luar angkasa hingga kebangkitan negeri tirai bambu Tiongkok beberapa tahun terakhir ini.

Entah kebetulan atau tidak, Tiongkok yang dulu merupakan "sahabat karib" Uni Soviet kini tampil sebagai pesaing serius AS dalam berbagai bidang kenegaraan termasuk diantaranya yaitu bidang antariksa atau luar angkasa.

Angkasa luar | Sumber gambar: www.viva.co.id

Era "Astronot versus Kosmonot" mungkin telah berakhir, dan berganti menjadi era "Astronot versus Taikonot". 

Astronot adalah istilah antariksawan di AS, kosmonot adalah sebutan di negara Rusia (eks Uni Soviet), dan Taikonot adalah sebutan untuk antariksawan di negara Tiongkok. 

Ketika Astronot Neil Amstrong dan Edwin Aldrin menginjakkan kakinya di bulan, hal itu sebenarnya adalah "balasan" atas aksi Soviet yang telah lebih dahulu mengirimkan Kosmonot Yuri Gagarin ke luar angkasa beberapa tahun sebelumnya.

Luar angkasa dipandang sebagai simbol pencapaian tinggi sebuah bangsa dalam hal pengetahuan, sains, dan teknologi. Belakangan, antariksa ternyata juga menjadi bagian penting dalam menggapai kejayaan secara ekonomi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline