Dalam artikel sebelumnya, saya sudah cukup banyak menyinggung perihal pentingnya disruptive mindset dalam mengarungi era yang serba cepat seperti sekarang ini. Apapun profesi kita, kualitas serta kuantitas pencapaian yang bisa kita lakukan akan selaras dengan pola pikir kita tersebut.
Menurut Prof Rhenald Kasali dalam buku "Disruption, Disruptive mindset" akan mendorong kita untuk senantiasa aktif bergerak tanpa terpengaruh oleh batasan ruang dan waktu. Hal ini memungkinkan kita untuk memantau segala situasi kapanpun dan di manapun, serta bisa melakukan penyikapan secara cepat apabila diperlukan.
Kemudian, disruptive mindset ini juga akan membuat kita lebih proaktif dalam bersikap. Segala situasi yang berpotensi terjadi dalam lingkungan kerja kita perlu diperhatikan terus-menerus dan memerlukan upaya perbaikan dari waktu ke waktu. Selain itu, disruptive mindset juga akan membuat kita cenderung mengedepankan pendekatan kreatif tatkala mendapati suatu permasalahan.
Batasan-batasan yang mungkin ada bukanlah halangan untuk menyerah terhadap keadaan. Setiap celah akan dicari, sehingga tujuan akhir dapat tercapai. Akan tetapi, disruptive mindset sebenarnya tidak hanya sebatas pada ketiga hal itu saja. Masih ada beberapa hal lagi.
Membuka wawasan dan menerima masukan dari luar
Era disrupsi menciptakan komplesitas dan hubungan saling terkait satu sama lain. Mau tidak mau kondisi ini "memaksa" kita untuk tidak hanya sekadar tahu tentang bidang yang kita tekuni, tetapi juga mengharuskan kita untuk tahu hal-hal lain yang terkait dengan bidang kerja kita tersebut.
Wawasan yang kita miliki hendaklah tidak sebatas pada aspek-aspek tertentu saja, melainkan harus secara menyeluruh sehingga kita mampu membaca setiap kemungkinan yang terjadi tatkala mendapati adanya fenomena tertentu di salah satu bidang yang lain.
Kita juga tidak boleh merasa paling pintar dan paling paham seluk beluk secara luar dalam bidang yang kini tengah ditekuni. Zaman yang berkembang demikian pesat telah melahirkan sesuatu yang baru daripada apa yang kita pahami saat ini.
Semangat solusi
Permasalahan adalah suatu keniscayaan bagi setiap orang. Terlebih di era seperti sekarang ini, di mana kompleksitas menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan setiap orang.
Terkadang ketika suatu masalah menerpa dan menerjang hidup kita, kecenderungan yang seringkali dilakukan adalah mencari kambing hitam siapa yang salah dan siapa yang benar.
Kita sibuk "menunjuk hidung" orang lain sebagai upaya pembelaan terhadap diri kita sendiri. Padahal suatu masalah itu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut atau kalau tidak ia akan semakin membesar. Jalan terbaik adalah dengan memikirkan jalan keluar dan mencari solusi penyelesaian masalahnya. Semangat solusi.
Hal ini hendaknya menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua yang cenderung suka mencari objek penyalahan atas ketidakmampuan kita menanggulangi setiap permasalahan. Ketika ada krisis ekonomi misalnya, pemerintah tidak sepatutnya menyalahkan bangsa lain atas hal ini.