Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Seandainya Ibu Kota Pindah ke Papua

Diperbarui: 21 Agustus 2019   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papua adalah bagian penting Indonesia | Sumber gambar : www.boombastis.com

Aksi protes besar-besaran terjadi di Manokwari, Papua, terkait adanya tindakan perkusi dan rasis yang dilakukan oleh sekelompok orang di Surabaya dan Malang kepada beberapa mahasiswa asal Papua. Tindakan yang menyakiti hati masyarakat Papua ini seakan membuka kembali luka lama dan mengobarkan bara permusuhan dari warga di penghujung Indonesia timur ini. 

Terbukti dengan besarnya aksi protes yang terjadi di Manokwari tersebut. Simbol-simbol perlawanan ditampilkan oleh beberapa kalangan, seperti menunjukkan bendera bintang kejora yang memang selama ini terlanjur dicap sebagai simbol "kebebasan" warga Papua. Sungguh suatu peristiwa yang sangat ironis terjadi pada masa-masa peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Sentimen terkait perkusi dan tindakan rasis adalah sebuah isu sensitif yang bisa kapan saja memicu keributan. Mungkin hal ini salah satunya dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat di timur Indonesia, khususnya dari sisi ekonomi yang cukup jauh tertinggal dibandingkan wilayah lain terutama wilayah Indonesia bagian barat. 

Keinginan untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik telah memantik kekecewaan beberapa kalangan sehingga mencetuskan gerakan yang kita kenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan bintang kejora sebagai lambang kebesaran. 

Pendekatan "kekeluargaan" yang selama ini dilakukan oleh pemerintah pusat dengan menanamkan keyakinan bahwa pembangunan di bumi Papua akan digalakkan barangkali cukup ampuh meredam pergolakan dan kekecewaan sebagian masyarakat atas kondisi yang mereka alami sejauh ini. 

Inisiatif pembangunan infrastuktur di bumi cendrawasih adalah langkah nyata untuk membuktikan keseriusan niat pemerintah dalam rangka membangun tanah Papua. Namun upaya itu saat ini sepertinya harus tergerus oleh realitas peristiwa yang terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur terkait aksi tidak bersahabat kepada mahasiswa asal Papua. Sentimen yang beberapa waktu sebelumnya coba diredam justru disulut kembali oleh oknum-oknum yang berfikir pendek.

Apapun bentuk kekecewaan yang ditampakkan oleh sebagian masyarakat Papua, semuanya didasari oleh rasa "dianaktirikan" dalam pembangunan wilayah dan tanah tumpah darah. Bumi papua yang sebenarnya menyimpan kekayaan alam luar biasa justru terlihat tidak berdaya menghidupi warganya sendiri. 

Bahkan kita semua tahu bahwa ketimpangan pembangunan begitu jelas terjadi dimana Pulau Jawa masih mendapatkan perhatian terbesar. Hal inilah salah satunya yang mendasari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memindahkan ibukota keluar Jakarta, dengan harapan pembangunan lebih merata dan tersebar di seluruh Indonesia.

Ibukota Pindah ke Papua ?

Sebagaimana pemberitaan yang sudah banyak beredar di masyarakat, bahwa ibukota negara Indonesia akan dipindahkan ke Pulau Kalimantan. Meskipun untuk secara pastinya masih belum diputuskan akan berada di provinsi mana atau kota mana. 

Namun, seiring memanasnya aksi protes masyarakat Papua di Manokwari bisa saja hal ini merubah pikiran Presiden Jokowi berikut jajarannya. Presiden mungkin akan berfikir bahwa perhatian kepada warga Papua harus lebih ditingkatkan dan penuh totalitas. Dengan demikian Papua mungkin akan dijadikan fokus perhatian terdepan dalam pembangunan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline