Fenomena era digital dan teknologi informasi telah mempopulerkan istilah baru yang disebut "netizen". Istilah netizen sendiri mulai populer sejak booming teknologi informasi terjadi khususnya ketika media sosial (medsos) mengemuka.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah netizen didefinisikan sebagai suatu komunitas yang aktif dalam menggunakan internet.
Dengan kata lain kita yang saat ini aktif berselancar di dunia maya, broswing, googling, menggunakan facebook, instagram, youtube, dan lain sebaginya merupakan bagian dari netizen. Netizen adalah potret diri kita dari sisi yang lain.
Aliran informasi pada era digital ini sangat cepat dengan kuantitas yang tak terkira. Kualitas dari informasi yang tersebar pun seringkali samar-samar dan sulit dibedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Peristiwa yang terjadi di suatu belahan dunia dengan segera diketahui oleh mereka yang berada di belahan dunia yang lain. Semua sudah terkonekasi satu sama lain. Hal ini disatu sisi membuat cakrawala kita terbuka dalam memandang sesuatu hal.
Akan tetapi disisi lain situasi ini juga rentan menjadi penyebab konflik. Seperti ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri konferensi G20 di Jepang beberapa waktu lalu. Pada saat itu ada dua hal yang ramai diperbincangkan netizen.
Pertama, terkait dengan durasi pidato Presiden Jokowi yang "super cepat". Kedua, pertemuan "super singkat" antara Presiden Jokowi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Misalnya cuitan sindiran halus yang diunggah oleh Dahnil Anzar pada akun twitter-nya terkait hal ini. "Kita bangga. The most Instagrammable President in the world, 1 minute.".
Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu juga sempat meramaikan perbincangan di dunia maya. Netizen berkomentar macam-macam. Ada yang memberikan dukungan dan selamat, namun tidak sedikit yang mencibir atau berkomentar sinis.
Setelah Deddy mengikrarkan syahadat dan kemudian diajak untuk menunaikan sholat berjamaah oleh Kyai Ma'ruf Amin, netizen kembali berekomentar nyinyir terkait cara Deddy Corbuzier mengerjakan sholat. Mereka berkomentar cara sholatnya salah, dan sejenisnya.
Ketika rombongan jamaah haji pertama di tahun 2019 ini akan dilepas keberangkatannya. Pihak maskapai Garuda Indonesia memasang stiker pada badan pesawatnya yang bertuliskan "Terima kasih Pak Jokowi". Beberapa saat setelah stiker tulisan itu diunggah ke media sosial oleh pihak Garuda, komentar dari netizen datang bertubi-tubi.
Banyak yang komentar bernada tidak setuju atau menolak. Padahal latar belakang dari peristiwa itu pun sebenarnya belum banyak diketahui oleh netizen. Banyak orang yang asal "njeplak" berbicara kesana-sini tanpa didasari data ataupun fakta di lapangan.