Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Pemilu sebagai Media Mengasah Karakter dan Kepekaan Sosial Warga Negara

Diperbarui: 27 April 2019   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilu adalah media untuk memilih pemimpin bangsa sekaligus mengasah karakter pribadi (Ilustrasi gambar : http://karakterunsulbar.com)

Pemilihan Umum (Pemilu) yang LUBER JURDIL (Langsung, Umum, BEbas, Rahasia, JUjuR, dan aDIL) adalah sebuah misi yang diusung oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam setiap periode pemilu yang berlangsung di Indonesia. LUBER JURDIL adalah landasan utama dalam cara kerja KPU melayani masyarakat Indonesia. 

Terlepas masih adanya beberapa kekurangan dalam pelaksanaan pemilu, khususnya dalam implementasi nyata dari prinsip LUBER JURDIL tersebut kita semua patut mengapresiasi KPU karena pada dasarnya selain memberikan layanan seputar pelaksanaan pemilu ini pihak KPU sebenarnya juga memberi kita sarana untuk mengasah karakter dan kepekaan sosial bermasyarakat melalui pemilu itu sendiri.

Dengan menghargai dilaksanakannya pemilu secara "langsung" itu artinya kita tengah membiasakan warga negara terlibat aktif dalam menentukan nasib bangsa. Prinsip "umum" yang diusung memberikan jaminan bahwa setiap warga negara berkesempatan sama tanpa diskriminasi untuk bersuara tentang apa dan bagaimana sebuah bangsa dibangun. 

Dengan kata lain, setiap elemen masyarakat diajak untuk memegang kendali atas kehidupannya masing-masing melalui cara memilih wakilnya atau pemimpinnya. Dari semua hal itu, adalah privasi setiap orang untuk memilih apapun atau siapapun tanpa khawatir disudutkan atau dipersalahkan oleh orang-orang sekitar. 

"Rahasia" adalah azas vital yang memang sudah semestinya dimiliki setiap orang sehingga mereka bisa memberikan suara hatinya secara "bebas" tanpa tekanan dari siapapun.  Semangat untuk bersikap "jujur" dalam pemilu adalah keharusan, dan bertindak secara "adil" merupakan sebuah kewajiban. Semua hal ini bisa kita temukan dalam serangkaian prosesi pemilu dari awal hingga akhir.

Jujur dan berkeadilan adalah karakter yang penting dimiliki tidak hanya oleh para pemimpin atau para pemegang mandat saja. Setiap orang diharapkan memiliki karakter ini karena jujur dan adil adalah karakter yang menjamin kesuksesan seseorang mengarungi kehidupannya. Jujur dan adil adalah jaminan seseorang memiliki integritas. 

Sebagai warga negara biasa, kita meyakini bahwa jujur dan adil merupakan karakter yang mulia. Semua orang sepakat dan mengakui karakter ini layak untuk ada didalam diri setiap orang. Akan tetapi sudah seberapa besar kadar kejujuran dan keadilan yang ada pada diri kita sekarang? 

Apakah kita senantiasa mengasah karakter ini sehingga kita memang pantas disebut pribadi jujur dan adil? Mengulang-ulang kata jujur dan adil saja tidaklah berdampak apapun terhadap implementasinya di kehidupan nyata. Kejujuran dan keadilan harus diasah, harus dilatih sesering mungkin. 

Harapannya karakter ini bisa melekat kuat didalam diri kita masing-masing. Kita tidak bisa mengharapkan menjadi pribadi yang jujur atau adil dengan sendirinya. Ada sebuah proses yang memberi kita pemahaman sekaligus menyadarkan tentang apa dan bagaimana kejujuran dan keadilan itu diberlakukan.

Pemilu adalah sebuah proses rumit nan panjang. Persiapan sarana dan prasarana pemilu saja tidak cukup dengan persiapan beberapa bulan saja. Barangkali mempersiapkan pemilu butuh waktu hingga beberapa tahun untuk memastikan semuanya bisa berjalan lancar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline