Episode debat capres pertama beberapa waktu yang lalu mungkin sangat banyak mengundang pro kontra, terutama terkait keberadaan kisi-kisi pertanyaan seputar debat, "tarian" Pak Prabowo, hingga kondisi arena debat yang justru lebih banyak membahas hal-hal jauh dari substansi tema.
Beberapa pengamat bahkan ada yang menilai bahwa debat capres-cawapres waktu itu tidak ubahnya acara kuis. Penampakannya sangat jauh dari ekspektasi untuk sebuah debat level tinggi.
Jika boleh jujur, debat yang disajikan dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) barangkali jauh lebih seru dan menarik untuk disaksikan.
Jika kita mengajukan pertanyaan terkait mengapa debat periode pertama begitu membosankan, mungkin akan ada banyak sekali alasan. Tapi terlepas dari apapun itu, kita tetap harus memberikan apresiasi kepada segenap pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan acara debat itu.
Hanya saja setiap masukan perihal rendahnya kualitas debat Capres-Cawapres periode pertama tetap harus dipertimbangkan dengan serius. Bagaimanapun juga, ajang debat capres merupakan kesempatan berharga bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk mengetahui secara pasti kualitas yang ditawarkan oleh para calon pemimpin mereka kelak.
Setiap orang di negeri ini sedari Sabang hingga Merauke menginginkan "penampakan" asli dari para calon pemimpin mereka. Bukan penampilan yang dibuat-buat, atau kemasan yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat baik dimata semua orang. Orisinalitas mungkin merupakan kata yang paling tepat untuk menggambarkannya.
Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 dan 02 saya yakin adalah putra-putra terbaik bangsa ini. Didalam lubuk hati mereka pasti ada sebuah niatan tulus untuk memberikan sumbangsih terbaik kepada segenap masyarakat Indonesia.
Hanya saja mungkin cara dan konsep yang dianut akan berbeda antara satu dengan yang lain. Konsep yang ditawarkan untuk membangun sebuah bangsa inilah yang semestinya menjadi fokus penyampaian dari para calon pemimpin.
Uraian secara terperinci, dipahami, serta memberikan informasi terkait poin-poin positif ataupun negatif yang perlu dilalui selama masa implementasi konsep tersebut nantinya. Semuanya hendaknya dilakukan secara terbuka tanpa perlu ditutup-tutupi.
Biarkan masyarakat tahu kondisi sebenarnya dari bangsa ini. Sehatkah? Sakitkah? Majukah? Mundurkah? Jika memang masih ada kekurangan, maka akui. Jika memang ada yang baik dari orang lain, berikan apresiasi.
Esensi debat bukanlah menguliti keburukan orang lain dan mengangkat tinggi kebaikan pribadi. Tapi debat merupakan ajang untuk melakukan tukar tambah gagasan. Ketika salah satu pihak memiliki gagasan yang baik, maka pihak lain memberikan apresiasi.