Memiliki keinginan merupakan fitrah dasar seorang manusia. Setiap orang memiliki harapan dan keinginan yang bisa jadi berbeda satu sama lain, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya persamaan.
Kecenderungan yang dimiliki oleh sebagian besar orang adalah mereka lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri, ego pribadinya, dan seringkali bersikap masa bodoh terhadap apa yang diinginkan oleh orang lain.
Kita dapat dengan mudah menjumpai situasi seperti ini pada banyak kesempatan. Ketika terjadi antrian pembagian sembako gratis misalnya, kita bisa melihat ada begitu banyak orang yang rela antri dan berdesak-desakan demi mendapatkan jatahnya.
Yang paling menjadi ironi dari situasi ini adalah ketika terjadi suatu insiden yang sampai merenggut korban jiwa akibat terhimpit atau terinjak-injak sekumpulan orang yang enggan mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadinya.
Bahkan ketika dalam suatu antrian pembagian sembako gratis terdapat seorang tua renta, hal itu terkadang tidak membuat munculnya iba dari sebagian orang lain yang ikut antri bersamanya.
Kepentingan untuk mendapatkan jatah sembako gratis untuk dirinya sendiri lebih penting. Mungkin yang ada didalam benak sebagian orang pada waktu itu adalah jikalau dirinya lebih mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri maka mungkin dirinya nanti tidak akan mendapatkan apa-apa.
Dalam beberapa kesempatan mungkin banyak sekali dari kita pada saat bepergian bertemu dengan jalanan macet. Pada saat antrian kendaraan sudah mengular, kendaraan yang berada dibarisan belakang satu demi satu biasanya mulai merengsek ke depan dan menciptakan barisan antrian baru.
Akibatnya, kendaraan yang melaju pada arah berlawanan akan terhalang laju perjalanannya. Sehingga yang akhirnya terjadi adalah stagnasi laju kendaraan dari berbagai penjuru. Berhenti total.
Maksud hati ingin sesegera mungkin menghindari kemacetan dengan "mencuri" jalur orang lain, tapi hal itu justru semakin menciptakan situasi yang lebih tidak nyaman. Dorongan untuk mengutamakan kepentingan pribadi tanpa memperdulikan kebutuhan orang lain ternyata justru memberikan efek merugikan diri sendiri.
Apa yang akan terjadi tatkala kita menjalin sebuah deal bisnis dengan orang lain tapi selama prosesnya kita lebih banyak menyampaikan tentang harapan pribadi kita, keuntungan yang kita inginkan, atau sasaran yang ingin kita capai tanpa menggubris harapan dan keinginan dari rekan bisnis kita tersebut?
Apa yang terjadi jikalau dalam sebuah jalinan kerja seorang karyawan yang meminta bantuan kepada karyawan lain lebih terfokus pada keinginannya terhadap suatu pekerjaan, risiko yang akan diterima apabila pekerjaannya tidak selesai, atau memberikan ancaman dimarahai atasan jikalau pekerjaannya tidak di-support tanpa sedikitpun ia memikirkan apa yang menjadi keinginan sang rekan sesama karyawan itu?